Selasa 27 Apr 2021 10:13 WIB

Jakpro Berupaya Persuasif ke Warga Bertahan di Sekitar JIS

Jakpro menjanjikan tidak kekerasan dalam proses dialog dengan 74 keluarga.

[Ilustrasi] Warga Kampung Bayam beraktivitas dengan latar belakang proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
[Ilustrasi] Warga Kampung Bayam beraktivitas dengan latar belakang proyek pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) berupaya mengajak secara persuasif terhadap warga yang masih bertahan di sekitar Stadion Internasional Jakarta (Jakarta International Stadium/JIS). Upaya persuasif ini agar mereka mau mengikuti program pemukiman kembali.

Corporate Communication Manager PT Jakpro Melisa Sjach mengatakan, tidak ada cara-cara kekerasan yang digunakan dalam proses dialog dengan 74 keluarga (KK) yang belum berpindah, meskipun itu misalnya penggunaan buldoser. "Tidak, kami tidak akan menggunakan dan memilih cara pemaksaan. Tidak ada kekerasan juga ya. Kami bantu solusinya bekerja sama juga dengan kewilayahan setempat. Sampai hari ini proses dialog masih terus berjalan dan komunikasi yang baik ini yang terus kami upayakan," ujar Melisa di Jakarta, Selasa (27/4).

Baca Juga

Dia menjelaskan 74 KK itu terdiri atas 41 KK yang sudah menandatangani berita acara serah terima (BAST) namun kemudian belum pindah hingga saat ini dan 33 KK yang belum menandatangani BAST karena alasan tertentu. Menurut Melisa, permukiman warga itu harus dikosongkan untuk aspek keselamatan, selagi proses pengangkatan rangka atap yang beratnya kurang lebih mencapai 4.000 ton nanti dilakukan.

"Ada tahapan kunci (key milestones) pada proses pembangunan yang harus kami kejar dalam waktu dekat ini, makanya kami berupaya dengan sungguh-sungguh," kata Melisa.

Ada 41 KK yang permukimannya saat ini dinilai terlalu dekat dan cenderung berhimpitan dengan proyek JIS sehingga demi meminimalisasi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka memberikan pemahaman kepada 41 KK itu penting. Agar mereka berkenan untuk segera bermukim di tempat yang dirasa lebih baik dan aman.

"Kami hanya ingin menyukseskan 'key milestones' pembangunan yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini. Itulah arah sebenarnya yang kami ingin tuju lebih dahulu," kata Melisa.

Ia pun optimistis deviasi target pembangunan yang mencapai kelambatan hampir lima persen saat ini bisa segera terkejar apabila pihak-pihak terkait bisa bekerja sama dengan Jakpro dalam pemukiman kembali warga yang terkena dampak proyek JIS. "Besar harapan kami kepada warga untuk mau bekerja sama dengan kami dan kita akan maksimalkan mencari solusi terbaik bersama warga agar semua bisa berjalan simultan. Jika warga berkenan pindah, fokus pekerjaan proyek saat ini juga bisa terlaksana," kata Melisa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement