Jumat 19 Feb 2021 13:02 WIB

Bogor Diguyur Hujan Sejak Pagi, TMA Bendung Katulampa Naik

Bahkan, air sempat mencapai ketinggian 100 centimeter atau siaga 3.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Andi Nur Aminah
Pengendara motor melaju di atas jembatan Bendung Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (7/2/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan Bendung Katulampa berstatus siaga tiga dengan ketinggian muka air mencapai 130 cm akibat curah hujan tinggi di Bogor sehingga warga di bantaran sungai Ciliwung, Jakarta harus waspada terhadap potensi banjir.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Pengendara motor melaju di atas jembatan Bendung Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (7/2/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebutkan Bendung Katulampa berstatus siaga tiga dengan ketinggian muka air mencapai 130 cm akibat curah hujan tinggi di Bogor sehingga warga di bantaran sungai Ciliwung, Jakarta harus waspada terhadap potensi banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hujan yang mengguyur wilayah Bogor sejak dini hari menyebabkan tinggi muka air (TMA) di Bendungan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor naik. Bahkan, air sempat mencapai ketinggian 100 centimeter atau siaga 3. 

"Sejak pagi air naik, jam 08.40 WIB sudah 100 centimeter dengan status siaga 3. Tapi jam 10.00 WIB berangsur turun jadi 70 centimeter," kata penjaga Bendungan Katulampa, Muhamad Alwan, Jumat (19/2).

Baca Juga

Lebih lanjut, Alwan memperkirakan jika wilayah hulu masih diguyur hujan, maka kemungkinan TMA masih bisa kembali naik. "Kita terus monitor dari hulu sampai ke Jakarta. Karena kalau di atas hujan, debit air pasti naik," ujarnya.

Terpisah, Kepala BMKG Pos Citeko Bogor, Fatuhri Syabani, mengatakan status siaga bencana sudah dikeluarkan oleh BMKG pusat kepada beberapa wilayah di Jawa Barat dan Kota Bogor termasuk didalamnya. Status siaga bencana ini dikeluarkan sejak hari ini dan berlaku hingga besok. 

Sedangkan untuk wilayahnya, terdapat 13 kota atau kabupaten di Jawa Barat yang diminta untuk bersiaga.  "Jadi status siaga bencana sudah dikeluarkan untuk dua hari. Yaitu hari ini dan besok," kata Fatuhri.

Selain itu, lanjutnya, juga terdapat fenomena cuaca ekstrem. Disertai dengan fenomena atmosfer di Pasifik yang disebut La Nina yang masih mendominasi. Sehingga, kondisi cuaca ekstrem juga semakin berbahaya.

"Beberapa fenomena ini memang kerap terjadi di wilayah Indonesia terutama saat musim hujan. Namun jika fenomena ini tergabung dan terjadi termasuk jarang dan jika terjadi bersamaan bisa saling memperkuat peluang terjadinya cuaca ekstrem," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement