Selasa 19 Jan 2021 12:43 WIB

Pemprov DKI: Kapasitas RS Rujukan Covid Tersisa 13 Persen

Sebanyak 63 persen pasien mengisi RS rujukan Covid-19 adalah warga DKI Jakarta.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Gugus Tugas RW 003 Kelurahan Pondok Labu merapikan tempat tidur yang akan digunakan untuk isolasi mandiri di Gedung Sasana Krida Karang Taruna, di Jalan Bango III , Pondok Labu, Jakarta, Senin (18/1). Gugus COVID-19 RW 003, Kelurahan Pondok Labu menyipakan Gedung Sasana Krida Karang Taruna sebagai tempat isolasi mandiri untuk warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan fasilitas lima tempat tidur. Gedung isolasi ini akan digunakan untuk antisipasi apabila Wisma Atlet dan rumah sakit rujukan penuh.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Gugus Tugas RW 003 Kelurahan Pondok Labu merapikan tempat tidur yang akan digunakan untuk isolasi mandiri di Gedung Sasana Krida Karang Taruna, di Jalan Bango III , Pondok Labu, Jakarta, Senin (18/1). Gugus COVID-19 RW 003, Kelurahan Pondok Labu menyipakan Gedung Sasana Krida Karang Taruna sebagai tempat isolasi mandiri untuk warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dengan fasilitas lima tempat tidur. Gedung isolasi ini akan digunakan untuk antisipasi apabila Wisma Atlet dan rumah sakit rujukan penuh.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengungkapkan, kapasitas rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 per 17 Januari 2021 hanya tersisa 13 persen untuk menampung pasien. Kondisi tersebut terjadi seiring meningkatnya kasus virus corona di Ibu Kota beberapa hari terakhir.

"Kapasitas tersisa 13 persen lagi untuk menampung pasien Covid-19, baik yang berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta," tulis akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta, seperti dikutip Republika, Selasa (19/1).

Baca Juga

Dalam unggahan itu, Pemprov DKI menyampaikan, angka penggunaan tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit di Ibu Kota sebanyak 87 persen karena melayani warga lintas provinsi. Sebanyak 63 persen tempat tidur diisi pasien Covid-19 yang merupakan warga Jakarta.

Kemudian, 24 persen lainnya, terisi oleh pasien dari luar Jakarta yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Adapun, jumlah tempat tidur isolasi dan ICU yang tersedia di Jakarta sebanyak 8.890 unit.

Jika dibandingkan BOR provinsi lain, maka BOR DKI Jakarta lebih tinggi. Adapun, BOR di Provinsi Banten sebesar 79 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 78 persen, Jawa Barat 73 persen, dan Jawa Timur 69 persen.

"Kita perlu bergandeng tangan untuk bersama menangani pandemi ini. Seluruh warga Jabodetabek harus sama-sama tingkatkan disiplin, ingatkan sesama, saling menjaga, bersama kita putuskan rantai penularan Covid-19," tulis Pemprov DKI.

Pemprov DKI juga mengimbau masyarakat selalu menjalankan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Kemudian membatasi aktivitas keluar rumah, kecuali untuk keperluan yang amat penting.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah penyangga Ibu Kota untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19. Ariza menjelaskan, koordinasi itu terkait data yang menunjukkan hampir 30 persen warga dari luar Jakarta menjalani perawatan di sejumlah RS rujukan di Jakarta.

"Sehingga nanti warga di luar Jakarta tidak ke Jakarta, bisa ditampung dengan baik, dilayani, rumah sakit-rumah sakit di sekitar Jakarta," kata Ariza di Balai Kota Jakarta, Senin (18/1).

Ariza berharap, melalui koordinasi ini, nantinya kapasitas rumah sakit di sekitar Jakarta akan meningkat. Sehingga keterisian tempat tidur isolasi dan ICU pada sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta dapat menurun.

"Harapannya, ketersediaan bed, ruang ICU Jakarta akan menurun seiring bertambahnya rumah sakit rujukan di sekitar DKI Jakarta," jelas dia.

Saat ini, DKI Jakarta memiliki sebanyak 101 rumah sakit rujukan Covid-19. Ariza pun menegaskan, pihaknya tidak akan menolak pasien virus corona selama kapasitas masih mencukupi.

Dia menuturkan, Pemprov DKI juga siap jika kapasitas rumah sakit memang perlu ditingkatkan. Namun, politikus Partai Gerindra itu menilai, penyebaran virus corona lebih cepat daripada kemampuan pihaknya dalam menyiapkan fasilitas tambahan penanganan Covid-19.

Karena itu, Ariza kembali mengingatkan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. "Untuk itu, sekali lagi tidak ada artinya upaya pemerintah semaksimal mungkin, sebaik mungkin, secepat mungkin kalau tidak mendapat dukungan warga Jakarta, warga masyarakat semuanya untuk disiplin menggunakan masker," ucap dia.

"Kecepatan kami sebagai Ibu Kota menyiapkan berbagai fasilitas termasuk SDM itu akan kalah cepat dengan peningkatan penyebaran Covid kalau kita tidak bisa mengerem penyebaran itu," sambung dia menjelaskan.

photo
Indonesia sumbang 0,89 persen kasus Covid-19 di dunia - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement