Sabtu 05 Dec 2020 00:18 WIB

Wawalkot Berharap DPRD Mau Bahas Ulang Nasib GOR Pajajaran

Dispora berupaya merealisasikan revitalisasi GOR Pajajaran dari berbagai pos anggaran

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Warga berolahraga di Stadion Pajajaran, Kota Bogor
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Warga berolahraga di Stadion Pajajaran, Kota Bogor

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kembali mencari sumber pendanaan untuk revitalisasi GOR Pajajaran. Sebab, dana revitalisasi GOR Pajajaran tidak termasuk dalam ajuan dana pinjaman melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Karena itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim berharap para anggota DPRD mau membahas kembali rencana pembangunan ini. "Kalau saya pribadi, saya pribadi sih masih berharap teman-teman di dewan nanti kita bicarakan ulang," kata Dedie beberapa waktu lalu.

Dedie sendiri mengakui perencanaan penggunaan PEN sangat sempit. Sehingga, menurutnya masih ada beberapa hal yang belum bisa dibicarakan dengan DPRD secara komprehensif. Terutama untuk pembangunan GOR Pajajaran.

Menurutnya, demi kemajuan keolahragaan Bogor di masa depan, GOR Pajajaran harus jadi salah satu pertimbangan yang harus dibangun. Apalagi, Kota Bogor akan menjadi calon tuan rumah Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat (Jabar) 2026.

"Jadi kalau menurut saya nanti kita coba, kita lakukan dialog-dialog, pendekatan-pendekatan dengan teman-teman dewan, agar ada satu kepemahaman yang sama bahwa GOR salah satu objek penting yang harus dibangun di Kota Bogor dalam rangka membangun generasi muda Bogor dan masyarakat keolahragaan di Kota Bogor," jelasnya.

Terkait dengan usulan dicicilnya pembangunan GOR Padjajaran, menurut Dedie hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Sebab, selain anggaran APBD Kota Bogor yang terlalu sedikit, pengembangan kawasan GOR Padjajaran juga tidak mungkin dicicil pembangunannya.

"Enggak akan nyampe. Yang nyicil itu uangnya, bukan bangunnya," tegas Dedie.

Terpisah, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bogor, Heri Karnadi mengatakan setelah dibatalkannya revitalisasi GOR Pajajaran melalui pengajuan pinjaman PEN, pihaknya tetap akan berupaya merealisasikan dengan melirik berbagai peluang pos anggaran. Mulai dari APBD Kota Bogor, APBD Pemprov Jabar, pemerintah pusat hingga pinjaman reguler serta Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

“Skemanya banyak, tapi kenapa waktu itu kita ajukan PEN? Karena persyaratan mudah, bunga 0 persen. Kalau pinjaman reguler atau KPBI kan rumit dan ada bunganya. Maka sekarang kita coba yang lain, mungkin APBD murni kota, atau peluang-peluang anggaran yang tadi. Kita coba semua pelan-pelan,” katanya.

Heri mengaku, pihaknya akan merealisasikan pembangunan kawasan secara parsial atau sebagian-sebagian. Sebab, jika merujuk detail engineering design (DED) yang sudah direvisi 2018 lalu, penataan seluruh kawasan GOR Pajajaran bakal menelan biaya sebesar Rp 1,64 triliun.

“Strateginya begitu, kalau lihat angka secara keseluruhan mah besar ya. Kita akan pecah, jadi tiap venue punya DED-nya masing-masing. Misalnya dapat Rp 20 miliar dulu, lalu cukup buat peningkatan kualitas lapangan basket misalnya, ya sudah kesitu dulu,” tuturnya.

Dia melanjutkan, anggaran paling besar memang terletak pada Stadion Pajajaran. Di mana membutuhkan dana sebesar Rp 500 miliar untuk meningkatkan kapasitas penonton menjadi 20 ribu orang. Hal ini mendukung ambisi stadion yang dulunya pacuan kuda itu jadi stadion bertaraf internasional, agar punya peluang jadi venue event bergengsi seperti olimpiade atau piala dunia.

Sementara itu, DED untuk Stadion Pajajaran sudah ada secara tersendiri dan sudah dipecah dari DED keseluruhan kawasan. “Bisa saja dan lebih mudah kalau kapasitas penonton dibawah 20 ribu, bisa saja hanya makan biaya Rp 200 miliar-Rp 300 miliar. Tapi kan kita kejar standar internasional itu. Kondisi sekarang itu layak rumput lapangannya, toilet dan tribun barat lah. Tapi yang lain? Itu masih enggak layak,” tukasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement