Kamis 12 Nov 2020 15:57 WIB

Anies Minta Banjir Surut Enam Jam, Ini Langkah Pemprov DKI

Kondisi geografis Jakarta yang banyak cekungan membuat air tak bisa cepat surut.

Rep: Flori sidebang/ Red: Friska Yolandha
Warga beraktivitas di dalam rumahnya saat banjir mengggenangi kawasan Rawa Buaya di Jakarta Barat, Rabu (30/1). Rawa Buaya adalah salah satu contoh daerah di DKI Jakarta yang memiliki banyak cekungan.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warga beraktivitas di dalam rumahnya saat banjir mengggenangi kawasan Rawa Buaya di Jakarta Barat, Rabu (30/1). Rawa Buaya adalah salah satu contoh daerah di DKI Jakarta yang memiliki banyak cekungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengupayakan berbagai cara agar dapat menyurutkan genangan air selama enam jam sesuai istruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Upaya itu di antaranya adalah dengan mengerahkan pompa mobile dan pompa apung.

Adapun saat ini Dinas SDA DKI Jakarta memiliki 19 unit pompa mobile. Sedangkan pompa apung terdapat 65 unit.

Baca Juga

“Pokoknya segala cara kita turunkan,” kata Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Juaini saat dikonfirmasi, Kamis (12/11).

Juaini menjelaskan, selama ini, genangan air yang terjadi di badan jalan sebenarnya tidak sampai enam jam sudah surut. Sementara itu, ada beberapa tempat tertentu yang membutuhkan waktu cukup lama untuk surut, seperti daerah yang memiliki kontur wilayah cekung. Daerah inilah yang menurut dia memerlukan bantuan pompa untuk menyedot air. Sehingga genangan air yang terjadi dapat segera turun.

“Misalnya, daerah cekungan, karena Jakarta ini banyak juga daerah-daerah cekungan. Kalau di cekungan kan airnya harus dipompa, tidak bisa mengandalkan gravitasi, kalau pakai gravitasi, kita lihat dari jauh, lama-lama dia surut sendiri. Tetapi kalau daerah cekung, mungkin bisa lebih dari enam jam,” ujar dia.

“Itulah fungsinya kita punya pompa mobile. Dengan pompa mobile itulah kita buang ke lokasi lain,” sambungnya.

Dia mencontohkan, salah satu daerah yang memilki cekungan adalah Rawa Buaya, Jakarta Barat. Ia menyebut, kondisi di wilayah itu seperti mangkuk. Sehingga saat curah hujan cukup tinggi, maka air akan langsung tergenang di lokasi tersebut dan sulit untuk keluar atau surut dengan sendirinya.

Oleh karena itu, jelas Juaini, pihaknya membutuhkan pompa mobile untuk menyurutkan genangan air itu. Apabila lokasi yang akan dijangkau tidak bisa dilalui pompa mobile, maka jajarannya akan menerjunkan dua orang petugas untuk menggunakan pompa apung.

“Pompa apung yang cuma bisa digotong-gotong oleh dua orang atau petugas, itu yang bisa masuk sampai ke dalam-dalam, jalan-jalan setapak. Selangnya bisa panjang sampai 100 meter, kita lempar saja ke genangan, itu pompa nanti sedot. Itu upaya mempercepat supaya genangan surut,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement