Rabu 04 Nov 2020 15:23 WIB

Anies Minta Banjir Harus Surut dalam Waktu Enam Jam

Anies mengatakan penanganan banjir di DKI akan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan
Foto: Pemprov DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, ada dua indikator kesuksesan dalam penangangan penanganan banjir di Ibu Kota. Dua indikator itu, yakni banjir harus surut dalam kurun waktu enam jam dan tidak ada korban jiwa akibat banjir.

Anies menuturkan, tahun ini akan terjadi fenomena La Nina. Fenomena ini diprediksi bakal mengakibatkan anomali cuaca berupa peningkatan curah hujan di Indonesia, termasuk di Jakarta.

Baca Juga

Sementara itu, sambung dia, kapasitas sistem drainase di Jakarta rata-rata hanya mampu menampung curah hujan sebanyak 100 milimeter per hari. Apabila curah hujan melebihi 100 milimeter, Anies mengingatkan jajarannya di lapangan harus siaga.

"Tanggung jawab kita menyiapkan seluruh kekuatan untuk bisa mengeringkan dalam waktu kurang dari enam jam," kata Anies saat Apel Siaga Menghadapi Musim Hujan di Jakarta, Rabu (4/11).

Anies mengatakan penanganan banjir di Jakarta juga melihat pada datangnya air dari tiga penjuru. Pertama, hujan lokal yang apabila terjadi secara intensif berpotensi mengakibatkan genangan dan banjir.

Kedua, jika terjadi hujan lebat di daerah pegunungan maka air hujan akan mengalir ke wilayah pesisir, yakni Jakarta. "Yang ini kita memiliki waktu untuk bersiap karena perjalanan air dari Bendung Katulampa sampai Jakarta sekitar sembilan sampai sepuluh jam. Tiga jam sampai Depok, enam jam dari pintu Depok sampai Manggarai," ucapnya.

Tantangan terakhir, yakni banjir akibat permukaan laut yang meninggi di kawasan yang permukaan tanahnya lebih rendah. "Tahun ini apel diselenggarakan di pesisir untuk mengirimkan pesan kepada semuanya bahwa perhatian kita pada penanganan banjir bukan saja air dari pegunungan, bukan saja hujan lokal, tetapi juga di kawasan pesisir pantai," tuturnya.

Anies mengatakan Pemprov DKI sudah melakukan pengerukan waduk untuk menampung air sebelum mengalir ke laut. "Jadi, harapannya, air dari pegunungan yang masuk ke kota bisa ditahan dulu di waduk-waduk ini, kemudian dialirkan secara bertahap. Karena aliran sungainya di situ. Kalau waduk pasti aliran sungai ya, jadi dibangunnya di sekitar aliran sungai,” ujar Anies.

Anies juga mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan Covid-19 saat penanganan banjir. Anies mengatakan Pemprov DKI sudah menyiapkan perahu karet untuk pasien Covid-19 yang sedang melakukan isolasi mandiri.

"Begitu juga dengan tempat pengungsian jika mereka harus mengungsi. Kapasitasnya ditingkatkan, jaga jaraknya didisiplinkan," kata Anies.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement