Senin 26 Oct 2020 02:37 WIB

BPBD Lebak Tingkatkan Kewaspadaan Bencana Alam

Relawan tangguh selama 24 jam melaksanakan piket bersama secara bergantian.

BPBD Lebak Tingkatkan Kewaspadaan Bencana Alam (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
BPBD Lebak Tingkatkan Kewaspadaan Bencana Alam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, meningkatkan kewaspadaan bencana alam sehubungan intensitas curah hujan di daerah ini cenderung meningkat.

"Kami mengoptimalkan Posko Utama untuk penyelamatan evakuasi agar tidak menimbulkan korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Lebak Pebi Riki Pratama di Lebak, Ahad (25/10).

Petugas BPBD Lebak dan relawan tangguh selama 24 jam melaksanakan piket bersama secara bergantian untuk menghadapi fenomena La Nina berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Dimana fenomena La Nina tersebut ditandai curah hujan meningkat disertai angin kencang, sehingga berpotensi bencana banjir, banjir bandang dan longsor.

Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak "langganan" bencana alam jika curah hujan meningkat, karena terdapat daerah aliran sungai, pegunungan dan perbukitan.

"Kami tidak henti-hentinya mensosialisasi edukasi pencegahan agar masyarakat minimal dapat menyelamatkan diri sendiri jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam," katanya menjelaskan.

Menurut dia, masyarakat Kabupaten Lebak mencapai ribuan kepala keluarga tinggal di daerah rawan bencana alam.

Mereka tinggal di sekitar kaki Gunung Salak dan Halimun, aliran sungai dan perbukitan, bahkan bencana awal tahun 2020 di daerah itu mengakibatkan ribuan orang mengungsi.

Selain itu juga kerusakan infrastruktur seperti jembatan, gedung pendidikan, pesantren, kantor desa dan kecamatan.

Peristiwa bencana alam di Kabupaten Lebak menimbulkan korban jiwa sebanyak sembilan orang akibat banjir bandang dan longsoran.

"Kita jangan sampai terulang kembali kasus bencana alam itu,sehingga warga harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana itu," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, BPBD Lebak sudah memetakan daerah-daerah rawan bencana alam dan hampir di 28 kecamatan.

Pemetaan bencana alam itu guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan material yang besar.

Berdasarkan pengalaman kejadian bencana alam itu yang dijadikan hasil pemetaan, seperti daerah zona banjir dan banjir bandang dan longsor di Kecamatan Banjarsari, Sobang, Lebak Gedong, Curug Bitung, Sajira, Cimarga, Cipanas, Maja, Rangkasbitung, Cibadak, Cikulur, Warunggunung, Cimarga, Leuwidamar, Cirinten, Gunungkencana, Wanasalam, Malingping dan Bayah.

Untuk mengatasi potensi bencana alam ini, kata dia, pihaknya berkoordinasi dengan Basarnas Banten, Polairud Banten, Polri, TNI dan instansi terkait.

Selain itu juga menyediakan logistik dan mencukupi untuk kebutuhan konsumsi selama enam bulan ke depan.

"Kami bergerak cepat untuk melakukan penyelamatan evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Dan, semua petugas dan relawan kebencanaan di Posko Utama selalu siaga dan dilengkapi peralatan evakuasi," katanya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement