Jumat 25 Sep 2020 11:24 WIB

PUPR Kota Bogor Ajukan Anggaran Perbaikan Jembatan MA Salmun

Konstruksi jembatan tergerus amonia dari sampah di bawah jembatan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Fuji Pratiwi
Jembatan (ilustrasi). Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat mengajukan anggaran pembangunan revitalisasi jembatan MA Salmun.
Jembatan (ilustrasi). Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat mengajukan anggaran pembangunan revitalisasi jembatan MA Salmun.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat mengajukan anggaran pembangunan revitalisasi jembatan MA Salmun ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.

Kabid Perencanaan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Bogor, Sultony Makmur mengungkapkan, anggaran yang diajukan sebesar Rp 60 miliar. Nilai itu berdasarkan kajian dan hasil evaluasi lapangan yang sudah dilakukan.

Baca Juga

Sambil menunggu adanya jawaban dari Pemprov, Tony menerangkan PUPR Kota Bogor akan menggunakan dana biaya tak terduga (BTT) sebesar Rp 950 juta. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk perbaikan sementara.

"Kita menggunakan anggaran ini berhitung melalui bentangan jembatan 60 meter lebar 10 meter," kata Tony, kemarin.

Sementara itu, pengamat konstruksi dari UIKA, Purwanto menilai rusaknya jembatan MA Salmun akibat amonia dari sampah dan limbah yang mengalir di bawah jembatan. Sehingga selimut beton yang ada dibagian bawah jembatan tergerus.

Kondisi jembatan MA Salmun ini, dikatakan Purwanto mirip dengan kejadian di Waduk Jatiluhur. Dimana penyebab utama beton rusak diakibatkan adanya limbah yang mengandung amonia dan asam yang tinggi. Selain itu, struktur jembatan juga tidak sesuai dengan kontur wilayah.

"Karena pemilihan bentuk jembatan yang salah, maka tiang jembatan itu tidak mampu menahan tekanan, makanya retaklah semuanya," kata Purwanto.

Dia menilai salahnya pemilihan bentuk jembatan membuat jembatan hanya bisa bertahan 35 tahun saja. Padahal, seharusnya jembatan tersebut bisa bertahan hingga 50 tahun.

"Nah, yang menarik bangunan jembatan saat dibangun Belanda 1928 malah masih awet. Saya pikir ini perlu kajian yang lebih mendalam untuk bisa memperbaiki ini," ucap Purwanto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement