Senin 21 Sep 2020 20:58 WIB

Katulampa Siaga 1, Manggarai Siaga 4

Warga Jakarta diimbau waspadai banjir yang bisa saja menerjang malam ini.

Rep: Febryan A / Red: Andi Nur Aminah
Pintu air manggarai.
Foto: Antara
Pintu air manggarai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat DKI Jakarta diminta mewaspadai banjir yang bisa saja menerjang malam ini, Senin (21/9). Sebab, tinggi muka air (TMA) Kali Ciliwung terus naik akibat tingginya intensitas hujan di kawasan Bogor.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan,TMA Bendung Ciliwung-Katulampa telah mencapai 250 sentimeter (cm) pada pukul 18.18 WIB. Status pun dinaikkan menjadi Siaga 1 Banjir.

Baca Juga

Kenaikan TMA di Katulampa dimulai sejak sore hari. Pada pukul 17.00, terpantau TMA masih 0 cm (Siaga 4), lalu naik jadi 120 cm (Siaga 3) pukul 17.53, dan jadi 170 cm (Siaga 2) pukul 17.58. Selanjutya TMA naik jadi 240 cm (Siaga 1) dan 250 cm pada pukul 18.18.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, mengatakan, kenaikan TMA dari level Siaga 4 menjadi Siaga 1 terjadi dalam kurun waktu sekitar satu jam saja. "Hal itu dipicu oleh tingginya intensitas hujan di sebagian besar wilayah Bogor," katanya dalam siaran pers yang diterima //Republika.co.id di Jakarta, Senin.

Adapun TMA di Pintu Air Manggarai baru mencapai 570 cm (Siaga 4) pada pukul 20.00 WIB. Informasi ini didapatkan dari Pusdatin Dinas SDA Jakarta di akun Twitter resminya yang sudah terverifikasi.

Sementara itu, BPBD DKI Jakarta lewat akun Twitter resminya mengingatkan sejumlah wilayah yang berada di lintasan Sungai Ciliwung. Air dari Bendungan Katulampa disebut bakal mencapai sembilan wilayah dalam kurun waktu enam hingga Sembilan jam sejak kenaikan dimulai pukul 18.00 WIB.

Tujuh wilayah yang diminta untuk waspada terdapat di Jakarta Selatan, yakni Rawajati, Pejaten Timur, Kalibata, Pengadegan, Cawang, Kebon Baru, dan Bukit Duri. Dua sisanya di Jakarta Timur, yakni Bidara Cina dan Kampung Melayu.

"Dalam hal ini, BNPB meminta masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat untuk mengantisipasi adanya potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan fenomena alam tersebut dan meningkatkan kesiapsiagaan," ungkap Raditya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement