Rabu 05 Aug 2020 19:12 WIB

Tekan Gizi Buruk dan Stunting, Seluruh Posyandu Dibuka

Pembukaan posyandu sudah dilakukan sejak Juli dan dibuka bertahap hingga Agustus.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Friska Yolandha
Posyandu di Kota Serang, Banten, akan dibuka seluruhnya pada Agustus ini setelah lebih dari tiga bulan dihentikan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Posyandu di Kota Serang, Banten, akan dibuka seluruhnya pada Agustus ini setelah lebih dari tiga bulan dihentikan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Posyandu di Kota Serang, Banten, akan dibuka seluruhnya pada Agustus ini setelah lebih dari tiga bulan dihentikan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Pembukaan layanan posyandu ini disebut Pemkot Serang sebagai upaya menekan kasus gizi buruk hingga stunting yang berpotensi meningkat karena pandemi corona.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang Lenny Suryani menuturkan pembukaan posyandu sudah dimulai sejak Juli lalu. Sebanyak 16 dari total 617 posyandu saat ini sudah dibuka untuk masyarakat, sementara sisanya akan dibuka bertahap pada Agustus.

Baca Juga

"Bulan ini diusahakan buka semua karena ini juga bulan pemberian vitamin A, jadi agar masyarakat mendapatkan hak-haknya dari pemerintah. Ada 16 dari 617 yang sudah buka bulan ini, ada posyandu yang berada di rumah kader nantinya harus direlokasi ke kelurahan atau bisa juga ke poskamling yang bisa melakukan protokol kesehatan," jelas Lenny, Rabu (5/8)

Protokol kesehatan menjadi keharusan bagi setiap posyandu karena pengunjung yang datang ke fasilitas ini merupakan golongan orang-orang yang rentan tertular Covid-19. Nantinya, antarmeja akan diberi jarak satu meter dan kursi pengunjung juga diberi jarak.

 

"Ketika penimbangan juga harus bawa kain bayi sendiri karena ibu hamil dan bayi rentan," ucapnya.

Lenny mengatakan, pembukaan posyandu sangat penting agar pemerintah kota (pemkot) memiliki gambaran kesehatan ibu dan anak pada masa pandemi. Dengan begitu dinkes bisa merumuskan tindakan yang akan dilakukan khususnya dalam mencegah peningkatan jumlah anak dengan gizi buruk dan stunting.

"Dengan dibukanya posyandu, kasus stunting mungkin bisa beralih status, begitu juga dengan gizi buruk bisa beralih statusnya karena ada PMT (Pemberian Makanan Tambahan)," ujarnya.

Hingga kini belum ada data pasti terkait jumlah kasus stunting dan gizi buruk, meski menurut laporan sementara ada beberapa penambahan kasus. "Belum ada laporan lengkap karena yang sudah dibuka juga baru beberapa, tapi sementara ini kita lihat ada kemunculan kasus gizi buruk baru," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement