Selasa 14 Jul 2020 01:35 WIB

Kasus Editor Metro TV, Polisi Selidiki Jejak Sidik Jari

Polisi telah meminta keterangan 23 saksi kasus dugaan pembunuhan Yodi Prabowo.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Pembunuhan, ilustrasi
Pembunuhan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan masih menyelidiki terkait dugaan pembunuhan terhadap editor Metro TV, Yodi Prabowo. Polisi sedang memeriksa ada atau tidaknya sidik jari pelaku yang menempel pada barang bukti yang ditemukan di lokasi kejadian.

"Jadi sekarang untuk sidik jari, jika memang ada dalam pisau, mungkin motor ataupun helm dan lain-lainnya masih dalam proses (penyelidikan), masih dalam proses laboratorium forensik," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Irwan Santoso di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (13/7).

Baca Juga

Selain itu, sambung dia, polisi juga sedang melakukan pemeriksaan terhadap ponsel milik korban. Hal itu dilakukan untuk mencari bukti-bukti yang dapat membantu proses penyelidikan.

"Jadi ponsel korban sedang kita analisis secara forensik tentunya. Mudah-mudahan ada jejak yang penting, sehingga kemudian kita bisa mengarah kepada misalkan pihak-pihak tertentu yang terlibat," papar Irwan.

Adapun saat ini polisi telah meminta keterangan dari 23 saksi untuk mengusut kematian Yodi. Mereka terdiri dari orang-orang terdekat dan yang terakhir bertemu dengan korban. Termasuk rekan-rekan kerjanya.

Sebelumnya, jasad editor Metro TV, Yodi Prabowo ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di pinggir Jalan Tol JORR Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (10/7) siang. Namun, jenazah diyakini sudah tak bernyawa sejak Rabu (8/7).

Berdasarkan hasil autopsi, ditemukan dua luka tusukan senjata tajam pada leher dan dada sebelah kiri korban. Selain itu, ada pula luka lebam akibat hantaman benda tumpul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement