Kamis 26 May 2022 22:19 WIB

Disdag Mataram Usulkan Operasi Pasar Minyak Goreng Curah

Stok minyak goreng curah di Mataram sempat kosong setelah Idul Fitri.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja mengangkat jerigen berisi minyak di agen minyak curah (ilustrasi). Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan mengusulkan kegiatan operasi pasar (OP) minyak goreng curah ke Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk membantu masyarakat sekaligus menstabilkan harga.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja mengangkat jerigen berisi minyak di agen minyak curah (ilustrasi). Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan mengusulkan kegiatan operasi pasar (OP) minyak goreng curah ke Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk membantu masyarakat sekaligus menstabilkan harga.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan mengusulkan kegiatan operasi pasar (OP) minyak goreng curah ke Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat, untuk membantu masyarakat sekaligus menstabilkan harga.

"Informasinya sebanyak 200 ton minyak goreng curah sudah masuk ke Bulog dan akan langsung dioperasionalkan. Insya Allah tidak ada kekurangan stok lagi," kata Kabid Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Kamis (26/5/2022).

Baca Juga

Dengan adanya tambahan kuota tersebut, Disdag akan melakukan koordinasi dengan Bulog NTB terkait kemungkinan dilaksanakan kembali kegiatan OP lagi untuk di pasar-pasar tradisional se-Kota Mataram seperti menjelang Idul Fitri 1443 Hijriah. Sri mengatakan, sebelum Idul Fitri telah dilakukan OP minyak goreng curah di tujuh pasar tradisional yakni Pasar Mandalika, Sayang-Sayang, Kebon Roek, Pagesangan, Pagutan, Dasan Agung dan Pasar ACC Ampenan hingga H-2 lebaran.

"Rencananya OP akan berlanjut setelah Idul Fitri, tapi terjadi kekosongan stok dari pabrik selama sembilan hari. Tapi sekarang sudah masuk 200 ton, itu yang akan kita koordinasikan untuk dilakukan OP lagi," kata dia.

Menurutnya, harga yang ditetapkan dalam kegiatan OP minyak goreng curah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp 15.500 per kilogram, dengan batas maksimal pembelian 10 kilogram. Dalam setiap kegiatan OP, antusias masyarakat sangat tinggi kendati harus mengantre panjang untuk mendapatkan minyak goreng curah dengan harga murah.

"Kalau ditingkat pengecer harga minyak goreng curah bisa mencapai Rp 18 ribu per kilogram, sebab mereka mengeluarkan biaya untuk plastik kemasan dan lain-lain," kata Sri.

Sementara menyinggung tentang minyak goreng kemasan, Sri mengatakan, ketersediaan minyak goreng kemasan cukup banyak. Namun, harganya kembali ke harga ekonomi masing-masing merek.

Misalnya minyak goreng kemasan dengan merek terkenal menjual Rp 25.000 per liter, sedangkan merek standar masih mendominasi dengan harga Rp 23.800 per liter.

Harga minyak goreng yang mencapai hingga Rp 25 ribu per liter, bisa dikatakan terjadi lonjakan harga signifikan dari harga normal sekitar Rp 17 ribu-Rp 19 ribu per liter. "Lonjakan harga itu terjadi terjadi setelah adanya kenaikan pajak. Artinya, bukan dampak ekspor minyak mentah atau CPO," kata Sri menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement