Kamis 26 May 2022 22:08 WIB

BMKG Imbau Warga Waspadai Potensi Karhutla di Tujuh Daerah di NTT

Warga diimbau menghindari kegiatan yang dapat memicu munculnya api.

Asap membubung tinggi dari lahan yang terbakar di Desa Ujung Batu, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Ahad (1/8/2021). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini musim kemarau yang dapat meningkatkan potensi terjadinya Karhutla, dimana berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama periode 1 Januari hingga 30 Juni 2021 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 876 hektare.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Asap membubung tinggi dari lahan yang terbakar di Desa Ujung Batu, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Ahad (1/8/2021). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini musim kemarau yang dapat meningkatkan potensi terjadinya Karhutla, dimana berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selama periode 1 Januari hingga 30 Juni 2021 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 876 hektare.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG--Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tujuh daerah yang tersebar di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Ada tujuh daerah yang berstatus sangat mudah terjadinya karhutla, yaitu Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Rote Ndao, Sabu Raijua, dan Sumba Timur," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Kamis (26/5/2022).

Baca Juga

Hal ini disampaikan terkait dengan peringatan dini kebakaran hutan dan lahan yang berlaku pada 26 Mei 2022. Agung menjelaskan daerah-daerah rawan karhutla tersebut mengalami suhu matahari yang lebih terik atau panas.

Kondisi itu membuat alang-alang atau dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan titik api di area terbuka yang terdapat rumput atau dedaunan kering.

Ia mengatakan munculnya karhutla umumnya terjadi akibat aktivitas manusia, baik disengaja maupun tidak, seperti membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan cara membakar, membuang puntung rokok di tumpukan rumput atau daun kering. "Karena itu, kami imbau warga agar menghindari kegiatan seperti ini karena dapat memicu munculnya titik api," katanya.

Agung menambahkan titik api yang muncul di daerah rawan sangat berpotensi mengakibatkan karhutla yang meluas dengan cepat, apalagi dengan adanya angin kencang yang bersifat kering saat musim kemarau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement