Selasa 14 Dec 2021 12:51 WIB

Gempa Larantuka, BMKG: Terpantau Ada Kenaikan Air Laut 7 Cm di Marapokot

BMKG mengatakan terpantau ada kenaikan air laut 7 Cm di Marapokot, NTT, pascagempa.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati  / Red: Bayu Hermawan
Warga panik akibat gempa yang terjadi di Nusa Tenggara Timur.
Foto: istimewa/viral watsapp
Warga panik akibat gempa yang terjadi di Nusa Tenggara Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau terjadi kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Marapokot, Nusa Tenggara Timur (NTT), pasca gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,4 yang mengguncang barat laut Larantuka, NTT, Selasa (14/12).

"Hari Selasa, 14 Desember 2021 pukul 10.20.23 WIB wilayah Laut Flores diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 7,4," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno seperti dalam keterangan yang diterima Republika, Selasa.

Baca Juga

Bambang menjelaskan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,59 LS dan 122,24 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT pada kedalaman 10 kilometer (km).

Ia menjelaskan, jika melihat jenis dan dengan memperhatikan lokasi episenter serta kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktifitas sesar aktif di Laut Flores. Kemudian hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (Strike slip).  

Sementara itu, dia melanjutkan, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata III – IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Tambolaka, Waikabubak, Waingapu III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). 

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Sementara itu, pihaknya mengingatkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada  di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.  

"Hasil monitoring Tide Gauge menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur," ujarnya.

Kemudian hingga pukul 11.40 WIB, ia menyebutkan hasil monitoring BMKG  menunjukkan adanya 15 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan maksimum M=5,6. 

Bambang menambahkan, masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. 

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah. 

Baca juga : BREAKING: Gempa Magnitudo 7,5 Guncang Larantuka NTT, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami

"Bagi masyarakat di wilayah utara pantai di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata direkomendasikan tidak melakukan aktivitas di pesisir pantai dan tepian sungai," katanya.

Pihaknya juga meminta masyarakat pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (https://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram channel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement