Senin 05 Apr 2021 11:42 WIB

Wakil Ketua DPR Sampaikan Duka Atas Musibah Banjir di NTT

Banjir di Lembata dan Flores Timur menelan korban 63 orang tewas.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/10).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR, Azis Syamsuddin menyampaikan duka cita mendalam atas musibah banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Lembata dan Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Ahad (4/4) dini hari Wita. Musibah banjir dan longsor tersebut telah menelan korban jiwa sebanyak 63 orang.

"Turut berduka cita yang mendalam atas bencana yang menimpa saudara saudara kita di Flores Timur (NTT). Semoga keluarga korban yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan, serta ditempatkan di sisi Allah yang paling baik," kata Azis dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/4).

Dia meminta pemerintah pusat melalui kementerian terkait dan pemerintah daerah (pemda) dapat segera mengirimkan bantuan baik logistik dan alat berat untuk mempermudah pencarian korban yang masih belum ditemukan.

Menurut Azis, semua pihak harus saling sinergi untuk membantu saudara kita di Flores Timur dalam proses evakuasi pencarian korban, bantuan obat obatan, makanan dan pakaian layak pakai dan posko pengungsian. "Selain itu dapur umum dengan memprioritaskan anak anak dan usia lanjut agar tidak mudah terserang penyakit," ujarnya.

Azis mendorong agar Basarnas, BNPB, Kemensos, TNI dan Polri untuk dapat mempermudah pengiriman bantuan ke lokasi bencana. Hal itu karena Lembata merupakan sebuah pulau yang cukup jauh untuk ditempuh dari pelabuhan Larantuka dan tidak bisa di tempuh oleh jalur darat.

Baca juga : Evakuasi Banjir Bandang NTT Terkendala Akses ke Lokasi

"Kecamatan Lembata merupakan daerah kepulauan, tentunya akses harus dipermudah dalam mengirimkan bantuan ke lokasi kejadian," kata Azis. Dia menilai, jangan sampai masalah transportasi menjadi kendala yang menyebabkan tertundanya bantuan kepada para korban bencana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement