Kamis 24 Mar 2011 01:00 WIB

Indonesia Punya 5.000 Titik Harta Karun di Bawah Laut, Pemerintah Minta Bantuan Warga Amankan

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM-- - Pemerintah terus berupaya mengajak masyarakat untuk berperan serta dalam melestarikan peninggalan bawah air yang ditengarai menyebar di ribuan titik. "Kalau pemerintah saja tentu tidak akan maksimal, sehingga peran serta masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian peninggalan bawah air sangat diharapkan," kata Direktur Peninggalan Bawah Air, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) Surya Helmi, pada seminar sehari di Mataram, Rabu.

Seminar sehari itu mengedepankan peningkatan peran serta masyarakat terhadap pelestarian peninggalan bawah  air. Surya mengatakan, peningkatan peran serta masyarakat nelayan terhadap peninggalan bawah air sangat relevan dengan berbagai keterbatasan yang dialami pemerintah dalam melestarikan kekayaan alam itu.

"Masyarakat harus ikut menjaga kekayaan itu dan kalau melihat pengangkatan ilegal, segera laporkan kepada aparat yang berwewenang seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau aparat kepolisian setempat, dan pasti akan ditindaklanjuti," ujarnya.

Ia mengatakan, pengawasan terhadap keberadaan peninggalan bawah laut sudah harus ditingkatkan karena Pemerintah Indonesia sudah seringkali kecolongan. Sejak dulu, banyak kegiatan pelelangan barang antik hasil pengangkatan peninggalan bawah laut, yang digelar diluar negeri namun benda itu berasal dari perairan Indonesia.

"Kemarin saya mendapat laporan ada pelelangan di Singapura, itu bukti pelelangan peninggalan bawa laut yang banyak dilakukan di negara lain, namun kebanyakan merupakan hasil pengangkatan di Indonesia," ujarnya. Menurut Surya, benda antik peninggalan bawah laut Indponesia itu bisa sampai ke luar negeri, karena pengawasan dan peran serta masyarakat nelayan masih sangat kurang.

Sementara potensi peninggalan bawah laut di hampir semua daerah di Indonesia cucup menjanjikan. Data Unesco, terdapat sekitar 5.000 titik kapal tenggelam di Asia Tenggara, yang diyakini berpotensi memiliki peninggalan bawah air. Dari 5.000 titik itu, sekitar 3.000 titik diantaranya berada di perairan Indonesia.

Karena itu, ia menyarankan pemerintah dan rakyat NTB untuk lebih agresif menyikapi potensi keberadaan peninggalan bawah laut di perairan Lombok dan Sumbawa. "Saya sudah koordinasikan dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB agar sikapi hal itu sejak dini," ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB Lalu Gita Aryadi, mengatakan, potensi kapal tenggelam diindikasi termasuk di perairan Lombok dan Sumbawa. "Kata banyak orang ada di perairan Sekotong, Lombok Barat, dan ada juga di Tanjung Munganis," ujar Aryadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement