Jumat 21 Jan 2011 16:11 WIB

Potensi Letusan Sekunder Material Merapi Masih Tinggi

Merapi
Foto: bbc.co.uk
Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Sri Sumarti menyatakan sampai saat ini potensi letusan skunder atau  secondary explotion di tumpukan material vulkanik Merapi masih tinggi. "Saat ini potensi letusan sekunder di beberapa titik tumpukan material vulkanik memang masih tinggi. Tetapi karena sudah sering terguyur hujan, gas yang ada di endapan material sudah jauh berkurang," ucapnya.

Menurut dia, letusan sekunder itu terjadi akibat senyawa material vulkanik yang mengandung gas dengan air hujan. "Karena material panas bertemu dengan air dingin maka bisa menimbulkan letusan yang disebut  secondary explotion," paparnya, menjelaskan.

Ia mengatakan, untuk asap yang masih sering nampak muncul di tumpukan material vulkanik merupakan pelepasan senyawa dari dingin ke panas, sehingga menimbulkan uap. "Saat ini di sepanjang aliran Sungai Gendol yang merupakan daerah aliran lahar Merapi masih sering muncul asap, ini merupakan pelepasan senyawa dari dingin ke panas," katanya.

Camat Cangkringan Samsul Bakri mengatakan, sampai saat ini bau belerang dari material vulkanik Gunung Merapi yang berada di aliran Sungai Gendol masih menyengat hingga di jarak 15 kilometer dari puncak Merapi. "Saat turun hujan, selalu muncul ledakan dan asap dari tumpukan material vulkanik di Sungai Gendol, bahkan beberapa waktu lalu ada letusan besar yang mengakibatkan dua tanggul jebol," ujarnya, mengungkapkan.

Ia mengemukakan, tumpukan-tumpukan material yang masih mengandung gas vulkanik jika bersenyawa dengan air bisa menimbulkan letusan sekunder. "Bahkan di lokasi wisata erupsi Merapi di Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Cangkringan, setiap usai hujan mengguyur material vulkanik di ratusan titik masih mengeluarkan asap, dan jika tidak hati-hati wisatawan bisa terperosok ke dalam material yang di dalamnya masih panas," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement