Sabtu 15 Jan 2011 08:26 WIB

Bantuan Uang untuk Pengungsi Belum Turun, Perangkat Desa Terpaksa Mengutang

Lokasi pengungsian banjir lahar dingin Merapi di Lapangan Desa Jumoyo, Salam, Magelang, Jateng.
Foto: Antara
Lokasi pengungsian banjir lahar dingin Merapi di Lapangan Desa Jumoyo, Salam, Magelang, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG-Beberapa desa di Kabupaten Magelang yang menjadi tempat pengungsian korban banjir lahar dingin Merapi terpaksa mengutang untuk mencukupi kebutuhan logistik pengungsi -terutama lauk pauk- karena bantuan dari pemerintah kabupaten setempat belum turun.

Perangkat Desa Sriwedari Kecamatan Muntilan, Basuki, di Magelang, Senin, mengatakan, sejak pengungsi banjir lahar dingin berdatagan dari Desa Sirahan, Kecamatan Salam pada Senin (10/1) lalu, hingga kini belum juga ada bantuan uang dari pemerintah.

Menurut dia, bantuan yang turun baru beras, padahal untuk menyiapkan makan bagi pengungsi harus tersedia lauk pauk. "Kami terpaksa utang kepada aparat desa dan warga Sriwedari yang memiliki uang," katanya.

Di Desa Sriwedari terdapat dua lokasi pengungsian, yakni balai desa Sriwedari dan SD Negeri Sriwedari, dengan jumlah pengungsi mencapai 710 orang.

Ia mengatakan, untuk memenuhi logistik berupa lauk pauk dan lainnya, pemdes harus mengeluarkan Rp1,2 juta per hari. "Selama lima hari, kami sudah bon Rp 6 juta," katanya.

Hal yang sama juga terjadi di Desa Adikarto Kecamatan Muntilan. Sekretaris Desa (Sekdes) setempat, Jazuli, menyebutkan ada satu dusun yakni Sudimoro yang diterjang banjir lahar dingin Sungai Pabelan sehingga 192 warganya mengungsi. Mereka menempati lima rumah warga serta sebuah mushala.

Namun, sejak mereka mengungsi pada Minggu (9/1) malam, bantuan yang datang baru berupa beras. Untuk mencukupi kebutuhan lauk pauk terpaksa meminjam uang kas desa dan warga. Total utang yang terkumpul untuk mencukupi logistik pengungsi sekitar empat hari mencapai Rp3 juta. "Namun hari ini (Jumat) sudah diganti pemerintah," katanya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement