Sabtu 30 Oct 2010 03:47 WIB

Ruang Ibadah dan MCK di Pengungsian Minim

Rep: abdullah sammy/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Bantuan makanan dan materi terus mengalir ke barak pengungsi desa Umbulrejo. Praktis stok makanan, obat-obatan, dan materi lain cukup memenuhi bagi korban bencana Merapi. Di antara semua ketersediaan itu, fasilitas ibadah dan ruang MCK (mandi, cuci, kakus) justru sangat memperihatinkan.

Banyak mushola dan masjid tak bisa berfungsi sebagai tempat ibadah karena digunakan sebagai tempat tinggal sementara pengungsi. "Sholat bolong mas. Mau gimana lagi kita sedang dalam kondisi seperti ini. Gak ada tempat buat beribadah," kata Sunarti, salah satu pengungsi asal Desa Umbulrejo.

Alasan yang diiungkapkan Sunari , memang terbukti nyata. Dalam pengamatan Republika diu sejumlah tempat pengungsian, ruang untuk beribadah praktis terisi tubuh-tubuh yang bersandar. Tak hanya itu, mushola pun menjadi andalan bagi mereka untuk menyimpan barang bawaan yang sempat diselamatkan. "Kalau ada pun, tempat itu untuk dijadikan tidur karena memang ruang yang terbatas," katanya.

Untuk menganggulangi masalah ini, Darut Rauhit, yayasan keagamaan pimpinan AA Gym, mendirikan mushola darurat di sisi barat barak pengungsi di Desa Umbul Harjo. "Ini adalah solusi kami untuk mengatasi masalah minimnya ruang ibadah. Tak hanya untuk shalat, kami juga mengadakan kegiatan tausiah, trauma healing, dan bimbingan rohani, kata Jajang Nurjaman, salah satu relawan Darut Tauhid.

Acara rohani juga disertai tausiah live A'a Gym via sambungan radio. Acara ini juga disambungkan dengan lokasi bantuan Darut Tauhid di Mentawai dan Wasior.

Faturrahman menambahkan, pihaknya akan segera menambah mushola darurat di sejumlah tempat barak pengungsi Merapi. "Kami akan segera melakukan penambahan. Ini agar kebutuhan rohani pengungsi tetap terpenuhi dan trauma pasca bencana dapat teratasi," pungkasnya.

Selain mushola, fasilitas MCK juga masih kurang. Ini diakui salah satu warga. Walau terdapat sekitar enam titik toilet dan MCK di sekitar lokasi pengungsian Umbulrejo, ini masih dirasa kurang mengingat jumlah pengungsi yang mencapai ribuan. "Susah mas, ruang buat mandi dan buang air. Kami harus antree menunggu giliran," kata Sunarti.

Di lokasi pengungsian Pakem, sejumlah perusahaan menyediakan toilet keliling. Walau dengan fasilitas yang baik jumlahnya dirasa masih kurang.

Akibat minimnya fasilitas MCK, warga mulai banyak terserang penyakit gatal-gatal. Ini diakui oleh salah satu relawan kesehatan, Ardian Yanuart. Lpenyakit umumnya yang diderita adalah gatal-gatal. Selain itu banyak juga yang pusing-pusing dan sesak nafas,"pungkasnya ketika dijumpai di dalam tenda kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement