Kamis 28 Oct 2010 08:55 WIB

Barak Pengungsi Boyolali Butuh Penampung Air dan Tenda

Rep: C22/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – -Fasilitas Mandi Cuci dan Kakus di barak pengungsian di Boyolali, Jawa Tengah, sangat terbatas. Barak ini juga membutuhkan tempat penampungan air bersih.

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Sumantri saat dihubungi pada Rabu, (27/10). Untuk logistik, Sumantri mengatakan tak mengalami kekurangan. “Sejauh ini masih cukup,” katanya. Saat hari pertama pengungsian pun para petugas yang terdiri dari berbagai elemen sudah bisa menyediakan makan malam.

Hanya saja, ia tak menolak jika bala bantuan datang ke tempat pengungsian yang terletak di desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali dan desa Sawangan, Kecamatan Sawangan, Magelang. Ia mengatakan masih membutuhkan tenda darurat.

Sebab, meski jumlah pengungsi ada 3.970 orang, tetapi jumlah warga di Boyolali sekitar 7 ribu orang. Artinya, jika jumlah pengungsi di barak bertambah, tenda yang ada tidak akan mencukupi. Selain itu, Sumantri juga membutuhkan alat komunikasi. “Di wilayah gunung, sinyal sangat sulit sehingga kita butuh alat komunikasi untuk memantau warga dan kondisi sekitaran lereng,” katanya.

Hal tersebut juga untuk memudahkan proses komunikasi dan evakuasi jika Merapi mengeluarkan abu vulkanik lagi. Apalagi jumlah petugas dan relawan yang bertugas ada 200 orang yang tersebar ke berbagai pelosok desa.

Terlepas dari itu, ia mengatakan kondisi di Boyolali relatif lebih aman dibandingkan wilayah lainnya. Sebab, semburan awan vulkanik banyak yang langsung mengalir ke sungai, bukan ke pemukiman warga. “Kondisi ini menyebabkan warga meminta izin untuk kembali ke rumahnya,” katanya.

Hingga malam ini, tak seorang pun warga yang kembali ke barak pengungsian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement