Sabtu 31 Jul 2010 05:02 WIB

1,9 Juta Mercon Letek di Halaman Mapolres Pasuruan Meledak

REPUBLIKA.CO.ID,PASURUAN--Barang bukti sekitar 1,9 juta batang mercon letek (kecil) hasil razia yang ditampung di halaman Mapolres Pasuruan, Jawa Timur, Jumat, mendadak meledak. Kapolres Pasuruan, AKBP Syahardiantono menduga pemicu ledakan mercon yang ditampung di halaman Mapolres tersebut akibat sinar matahari yang terik, sehingga menimbulkan pertcikan api.

Padahal, lanjutnya, sebelumnya mercon-mercon tersebut telah dipilah-pilah, serta terus diguyur air. Namun mungkin akibat sinar matahari yang terlalu terik, sehingga mercon yang semula telah basah kembali kering dan terpicu oleh percikan api yang belum diketahui asalnya. Berdasar pengamatan di lapangan, tempat penampungan barang bukti mercon telah dijauhkan dari benda-benda lain. Di lokasi tersebut juga telah dipasang tulisan dilarang merokok.

Kasatreskrim Polres Pasuruan, AKP Indra Mardiana, menjelaskan, sebanyak 1,9 juta batang mercon letek (kecil) merupakan barang bukti hasil razia di Desa Ngembe, Kecamatan Beji, yang dikenal sebagai desa industri mercon terbesar di Pasuruan. Dalam razia tersebut juga ditahan tujuh tersangka, masing-masing Ridwan, pemilik dan produsen mercon, dan Fatimah, seorang penjualnya.

Tersangka lainnya, Rohani, pemilik dan produsen mercon, serta dua pekerjanya, masing-masing sahrul, dan Fahmi. Namun seorang tersangka, Sueb, pemilik dan produsen mercon yang me,larikan diri belum tertangkap. Hanya dua pekerjanya, Bahrul Ilmi, dan Saufudin yang kini telah ditahan di Mapolres Pasuruan.

Kasatreskrim mengatakan, para tersangka melanggar Undang-undang No.12 Tahun 1951 dengan ancaman pidana 20 tahun. Ridwan, seorang tersangka yang di Mapolres Pasuruan mengatakan, pekerjaan membuat mercon telah dikuasainya sejak kecil secara turun temurun.

Telah menjadi rahasia umum, Desa Ngembe merupakan desa produsen mercon terbesar di Kabupaten Pasuruan. Hampir setiaptelah ter warga membuat mercon. Hasil produksinya dijual ke berbagai kota di Jawa hingga luar Pulau Jawa. Produksi mefrcon di Ngembe sempat surut seiring terjadfinya ledakan bom di Bali, karena pengawasan bahan peledak amat ketat, dan konsumennya juga takut membeli.

Banyak warga yang telkah beraloh profesi, yakni mejadi tukang mebel, saerta perajin kopiah bordir. Namun belakangan sejumlah warga diketahui telah kembali menekuni profesi lama yang dilarang tersebut. (KR-MSW).

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement