Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Thursday, 16 Syawwal 1445 / 25 April 2024

Bea Cukai Kalimantan Timur Gelar Diskusi dengan Wantimpres

Selasa 31 Jul 2018 09:34 WIB

Red: Gita Amanda

Bea Cukai Kalbagtim menggelar diskusi dengan Watimpres.

Bea Cukai Kalbagtim menggelar diskusi dengan Watimpres.

Foto: Bea Cukai
Watimpres ingin meminta masukan dari Bea Cukai untuk disampaikan ke presiden.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Kalimantan Bagian Timur (Kalbagtim), Agus Sudarmadi, didampingi seluruh Kepala Kantor Bea Cukai di lingkungan Wilayah Kalbagtim, menyambut kedatangan para anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Wantimpres RI), pada Rabu (25/7) lalu. Kedatangan para anggota Wantimpres RI tersebut dalam rangka mengadakan kunjungan kerja dan menghadiri forum diskusi yang digelar Kantor Wilayah Bea Cukai Kalbagtim di Aula Banua Caraka Kantor Bea Cukai Samarinda.

Rombongan Wantimpres RI terdiri dari Letjen TNI (Purn) M. Yusuf Kartanegara (anggota Wantimpres), Mayjen TNI (Purn) Mashudi Darto, Mayjen TNI (Purn) Dr. I Gusti Putu Buana SAP, M.Sc, Kolonel LEK Gatot Sutomo, S.T, Shinta Tri Lestari S.H, M.Kn, Ir Amal Witonohadi M.T, Abd. Rahman S.H, Uus Alihusni, dan Andytias D, A.

Dalam forum diskusi yang mengangkat tajuk "Optimalisasi Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba untuk Mewujudkan Keamanan yang Kondusif", Letjen TNI (Purn) M. Yusuf Kartanegara mengatakan luasnya wilayah Indonesia merupakan hal strategis bagi penyelundup narkoba. Sehingga dengan adanya diskusi tersebut, diharapkan tim Wantimpres mendapat masukan hal-hal berkaitan dengan kendala maupun informasi yang nantinya bisa disampaikan ke Presiden.

Selanjutnya, Agus Sudarmadi menyampaikan bahwa Kanwil Bea Cukai Kalbagtim sangat senang atas kedatangan Tim Wantimpres. Dalam agendanya mengunjungi seluruh instansi terkait dalam penanggulangan narkoba, Bea Cukai berharap kedatangan tim Wantimpres bisa membantu Bea Cukai Kalbagtim dalam meningkatkan sinergitas dengan instansi terkait lainnya.

"Karena Bea Cukai Kalbagtim sendiri masih punya beberapa kendala, antara lain kebijakan negara tetangga, sarana prasarana pengawasan, topografi perbatasan, perekonomian, dan perdagangan serta sumber daya manusia,” ujar Agus seperti dalam siaran persnya, Selasa (31/7).

Penyebab tingginya angka penyelundupan narkoba, menurut Agus adalah dikarenakan bisnis narkotika adalah underground economy dengan keuntungan yang besar, sehingga membuat orang mudah tergiur untuk melakukannya. Sarana transportasi laut yang cenderung masih tradisional (tanpa Automatic Identification System / AIS radar maupun lampu) cukup menyulitkan petugas dalam melakukan deteksi ditengah laut.

"Secara topografi Kalimantan Utara memiliki perbatasan darat yang sangat panjang, banyaknya jalur illegal, serta perbatasan laut yang sangat dekat juga merupakan kendala dalam pengawasan,” ujarnya.

Mayjen TNI (Purn) Dr. I Gusti Putu Buana selaku Ketua Tim Kajian kemudian menambahkan bahwa hukuman mati yang telah diterapkan kepada para pelaku pengedar narkoba ternyata belum bisa membuat efek jera ataupun takut para pelakunya. Berdasarkan data dari BNN di Indonesia setiap harinya terdapat 40-50 orang meninggal dunia karena mengkonsumsi narkoba.

Atas dasar bahaya narkoba bagi bangsa ini, maka tim Wantimpres ingin melakukan kajian untuk mencari cara yang tepat agar penanggulangan narkoba bisa dilakukan secara maksimal. Bea Cukai mempunyai peranan penting dalam menanggulangi masuknya barang haram ini.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler