Jumat 24 Aug 2018 05:00 WIB

Asian Games Bisa Datangkan Investasi

Asian Games turut mendorong UKM merambah pasar mancanegara.

Red: Nur Aini
Suvenir maskot Asian Games 2018 terpajang di Store Asian Games, Pacific Place, Jakarta, Selasa (30/1). Menyambut Asian Games 2018, sejumlah pusat perbelanjaan membuka gerai pernak-pernik Asian Games.
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Suvenir maskot Asian Games 2018 terpajang di Store Asian Games, Pacific Place, Jakarta, Selasa (30/1). Menyambut Asian Games 2018, sejumlah pusat perbelanjaan membuka gerai pernak-pernik Asian Games.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis kesuksesan perhelatan olahraga Asian Games 2018 akan mampu berdampak pada peningkatan investasi di dalam negeri.

"Tentunya kami berharap juga, selain prestasi, ada peningkatan dari investasi khususnya di sektor industri," katanya di Jakarta, Kamis (23/8).

Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia kini sedang diperhatikan dunia khususnya Asia terkait ajang Asian Games, sehingga menjadi kesempatan emas mempromosikan produk-produk industri dalam negeri. "Momen pembukaan Asian Games 2018 kemarin mampu disejajarkan dengan pembukaan Olimpiade dan kegiatan besar lainnya, karena masyarakat dunia melihat bahwa indonesia luar biasa. Semangat inilah yang harus terus kita gelorakan," ujarnya.

Selain investasi, sebanyak tujuh Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia yang mendapat lisensi untuk memproduki suvenir resmi Asian Games 2018 berpeluang merambah pasar mancanegara. Hingga Kamis, suvenir resmi yang paling laris diburu di arena Gelora Bung Karno, Jakarta, adalah boneka tiga maskot Asian Games 2018 yakni Kaka, Atung dan Bhin-bhin, serta pakaian kaus Asian Games 2018. Harga suvenir pun beragam dari Rp 1.500 hingga Rp 5 juta.

"Standar produk UKM sudah kami seleksi dengan standar internasional, termasuk harga, kami lihat atlet dan delegasi mancanegara bisa menyukai suvenir sehingga membuka pasar lebih luas bagi UKM," kata Direktur Bidang Merchandising Inasgoc Mochtar Sarman.

Untuk merambah pasar ekspor, hal pertama yang harus dibuktikan adalah UKM Indonesia mampu menerapkan kualitas berstandar internasional. Panitia Penyelenggara, Inasgoc, mengaku menerapkan seleksi yang cukup ketat kepada UKM jika ingin mendapat lisensi.

Seleksi ketat itu terdiri dari kapasitas produksi, desain, daya tahan, hingga harga. Kapasitas produksi dan harga menjadi dua kriteria yang sangat diperhatikan. Banyak UKM yang tidak lolos dalam lelang produksi suvenir, kata Mochtar, karena menawarkan harga yang dinilai terlalu tinggi. "Selain itu, setiap hari permintaan suvenir terus meningkat. Kami sempat kewalahan, tapi kami harus memastikan semua tersedia. Begitu juga dengan harga, secara standar internasional, harus dalam rentang yang memadai," ujar dia.

UKM juga diberikan pendampingan oleh panitia, misalnya untuk memproduksi barang sesuai tren global, yang memang menjadi target pasar di Asian Games 2018. Sayangnya, Mochtar masih enggan mengungkapkan berapa omzet transaksi suvenir selama Asian Games 2018 yang telah berlangsung enam hari.

Produksi suvenir resmi Asian Games 2018 melibatkan 23 perusahaan. Tujuh perusahaan di dalamnya merupakan UKM yang di antaranya berasal dari Bandung, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Kupang, Nusa Tenggara Timur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement