Sabtu 21 Jul 2018 06:54 WIB

Sumsel Siagakan 10 Helikopter Pengebom Air

Helikopter sebagai pencegahan dan pemadaman kebakaran lahan.

Helikopter MI-17 milik BNPB melakukan pemadaman kebakaran lahan dari udara.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Helikopter MI-17 milik BNPB melakukan pemadaman kebakaran lahan dari udara.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Sumatra Selatan menyiagakan 10 unit helikopter pengebom air menjelang perhelatan akbar Asian Games XVIII 2018 di Palembang Agustus mendatang. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sumatra Selatan, Willem Rampangilei mengatakan ke-10 helikopter sudah berada di posko pada pekan pertama Agustus untuk mengantisipasi karhutla yang dikhawatirkan bakal menimbulkan kabut dan asap.

"Bukan saja Sumsel yang menyiagakan helikopter, tetapi provinsi sekitar Sumsel juga disiagakan helikopter pengebom air, seperti Riau dengan enam helikopter dan Jambi dua helikopter. Hal ini merupakan perintah langsung dari presiden agar bencana asap tidak melanda pada saat perhelatan Asian Games," kata dia usai memimpin rapat koordinasi pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Kantor BNPB Provinsi Sumsel, Jumat (20/7).

Ia menjelaskan, penyiagaan helikopter tersebut bertujuan menjamin apabila ada kebakaran ada pencegahan awal, selain melakukan pemadaman melalui jalur udara. "Jadi untuk mencegah bencana asap tersebut dengan adanya helikopter bisa diperketat patroli, melaksanakan pemadaman dini, pada saat api tersebut masih kecil segera dipadamkan, serta meyakinkan lahan yang sudah terbakar tersebut dipastikan padam," ujar dia.

Ia menambahkan, dari 10 helikopter yang akan disiagakan di Sumsel semuanya milik Indonesia dan belum ada bantuan dari negara tetangga. "Untuk saat ini sudah ada empat helikopter yang disiagakan, dan satu helikopter dari perusahaan APP Sinar Mas, semua helikopter tersebut sudah beroperasi memadamkan api di wilayah OKI dan sekitarnya," kata dia

Kebakaran lahan terjadi di Desa Cinta Jaya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) setidaknya telah menghanguskan lahan seluas 105 hektare, dan di Desa Kayu Labu, Kecamatan Pedamaran Timur seluas 75 hektare, selama empat hari dari 17-20 Juli 2018.

Lahan di Desa Cinta Jaya Kecamatan Pedamaran diketahui merupakan milik konsesi perusahaan perkebunan PT Rambang Agro Jaya. Sementara lahan di lokasi Desa Kayu Labu Kecamatan Pedamaran Timur merupakan lahan kosong.

Satgas bergerak cepat untuk memadamkan api dengan melakukan operasi udara dengan mengerahkan tiga helikopter pengebom air yang dua di antaranya berkapasitas 4.000 liter, dan satu unit helikopter patroli. Selain itu, dilakukan juga operasi darat dengan menyisir langsung desa-desa yang terbakar untuk memastikan hal serupa tidak terjadi.

Pada Jumat (20/7), titik panas terpantau di 26 titik di tujuh kabupaten. Sementara di Kabupaten OKI dari semula tiga hotspot menjadi lima hotspot.

Sumsel meningkatkan kesiagaan mengantisipasi kejadian karhutla yang diperkirakan ancamannya semakin membesar memasuki Agustus. Adanya 1,4 juta lahan gambut di daerah ini menjadi ancaman tersendiri.

Berdasarkan pantauan BMKG, sejumlah daerah rawan karhutla diketahui sudah tanpa hujan lebih dari enam hari dengan suhu rata-rata 32-34 derajat celcius (suhu ekstrem 35 derajat celcius). Kasus karhutla menjadi perhatian karena di periode genting itu akan dilaksanakan Asian Games XVIII pada 18 Agustus-2 September 2018 di Palembang.

Untuk itu, Sumsel menetapkan status siaga merah pada 20 Juli-5 Agustus 2018. Dalam satu atau dua hari ini, BNPB Pusat akan mendatangkan tiga unit helikopter jenis pengebom air dengan kapasitas 4.000 liter ke Palembang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement