Senin 06 Oct 2014 16:41 WIB

Greysia Polii Makin Tampil Matang

Rep: C79/ Red: Didi Purwadi
Pebulutangkis Indonesia, Greysia Polii (kiri), memeluk pasangan gandanya, Nitya Krishinda Maheswari, usai mengalahkan ganda putri Cina di babak semifinal ganda putri bulutangkis Asian Games 2014 di Gyeyang Gymnasium, Incheon, Jumat (26/9).
Foto: Reuters/Olivia Harris
Pebulutangkis Indonesia, Greysia Polii (kiri), memeluk pasangan gandanya, Nitya Krishinda Maheswari, usai mengalahkan ganda putri Cina di babak semifinal ganda putri bulutangkis Asian Games 2014 di Gyeyang Gymnasium, Incheon, Jumat (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Greysia Polii bersama Nitya Krishinda Maheswari menjadi penyumbang medali emas untuk kontingen Indonesia pada ajang Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, beberapa waktu lalu.

Datang sebagai unggulan tujuh ganda putri, Greysia dan Nitya sebetulnya justru tidak diunggulkan untuk meraih medali emas karena banyaknya pemain-pemain top yang berasal dari Cina, Korea Selatan dan Jepang.

Namun, ternyata duet srikandi Indonesia ini berhasil membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan pertama ganda Jepang, Ayaka Takahashi dan Misaki Matsutomo, dengan dua gim langsung 21-15 dan 21-9

Greysia yang saat ini sedang dalam usia emas 27 tahun, sebetulnya mempunyai talenta yang hebat. Gadis kelahiran Jakarta ini layak disejajarkan dengan para seniornya Vita Marisa dan Lilyana Natsir.

Sayang prestasi Greysia tidak sebagus keduanya, memang tidak semoncer keduanya. Karena sepanjang kariernya hingga saat ini baru medali emas Asian Games 2014 yang berhasil ia torehkan. Bandingkan dengan Lilyana Natsir yang telah mengoleksi berbagai gelar bergengsi seperti tiga kali juara All England, Juara Dunia dan perak Olimpiade.

Sepanjang kariernya, perempuan berpostur 160 cm ini berulang kali berganti pasangan. Mulai dari Jo Novita, Meiliana Jauhari, Nitya Maheswari, Anggia Sita Awanda dan akhirnya kembali ke Nitya.

Prestasi tertinggi yang pernah diraihnya adalah peringkat 8 dunia bersama Meiliana. Masalah cedera kerap menghambat prestasinya di badminton. Selain itu, Greysia juga sulit mendapatkan pasangan yang mampu meningkatkan permainannnya.

Beruntung, setelah kembali dipasangkan dengan Nitya, tangan dingin pelatih Eng Hian mampu memoles mereka berdua menjadi pasangan ganda putri yang mampu bersaing dengan pasangan ganda dunia.

Perjalanan karier Greysia juga sempat tercoret ketika ia diskors oleh BWF dengan tidak boleh  bermain di turnamen resmi selama 4 bulan. Hukuman ini diberikan karena Greysia kedapatan bermain mata saat melawan ganda Korea pada Olimpiade 2012.

Kedua pasangan berlomba untuk kalah demi mengindari bertemu dengan pasangan kuat asal Cina, Wang Xioli/Yu Yang, di semifinal. Empat pasangan diskor termasuk Greysia yang saat itu berpasangan dengan Meiliana Jauhari.

Namun dibalik itu semua, kematangan dan sikap dewasa telah ditunjukkan Greysia dengan menjadi yang terbaik di ajang Asian Games 2014 bersama Nitya. Jika ia mampu mempertahankan performanya bukan tidak mungkin pundi-pundi medali dan trofi akan menambah daftar prestasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement