Senin 29 Sep 2014 13:51 WIB

Curhat Atlet dari Negara Konflik Menuju Asian Games

Asian Games 2014 Incheon
Foto: www.ndtv.com
Asian Games 2014 Incheon

REPUBLIKA.CO.ID, INCHEON  --  Mobil-mobil melaju kencang hanya beberapa meter dari mereka, debu dan pasir berterbangan, suasana berisik, sedangkan matahari bersinar panas ke tubuh para pemanah yang berada di tepi jalan.

Kapten tim panahan Irak Mohammed Ali Fayyadh menggambarkan 'fasilitas' mereka itu ketika latihan di negaranya. Dibandingkan dengan tempat pertandingan panahan Asian Games di Gyeyang yang modern di Incheon.

"Kami tidak memiliki sepetak pun tempat latihan panahan di negara kami," kata Fayyadh kepada Reuters, Senin (29/9). "Suatu saat kami latihan di luar gedung dan pada militan mulai bertempur sekitar 100 meter dari kami. Kami harus berhenti berlatih dan bersembunyi di tempat perlindungan agar jangan terkena bom".

Irak membawa enam atlet panah ke Incheon untuk mengikuti pesta olahraga Asia Games dan ketika perolehan medali emas jauh dari mimpi mereka, kenyataannya mereka semua dapat ikut bertanding.

"Terkadang kami berlatih di tepi jalan raya. Kendaraan berlari kencang. Amat berbahaya tapi kami tidak punya pilihan," kata Fayyadh. "Kehidupan normal kami pun amat berbahaya".

Kekerasan sektarian terus berlanjut di Irak dan PBB menyatakan sedikitnya sudah 1.420 nyawa melayang pada Agtustus saja.

Keamanan dan membangun kembali negara yang tercabik-cabik itu adalah tugas utama pemerintah sehingga mereka belum dapat sepenuhnya membangun sisi olahraga, kata Fayyadh.

"Pemerintah ingin membangun dan mendukung olahraga tetapi situasi negara kami amat buruk," kata Fayyadh "Tapi saya kira masa depan panahan di Irak akan bersinar. Kami berjuang agar dapat terus berlatih."

Dengan menunjukkan gambar pada telepon genggamnya saat mereka berlatih di tepi jalan, pemanah Irak Al-Mashhadani, yang adik perempuannya Fatimah juga berada di Incheon bertanding di nomor compound ini mengataan bahwa ia berlatih panahan mulai usia 13 tahun.

Tapi panahan di negara itu sudah babak belur sebelum bertanding. "Saya kira dengan memiliki orang tua ayah sebagai kedua federasi panahan di negara kami dan ibu sebagai pelatih yang mengajarkan bagaimana cara menarik busur, sudah merupakan pertolongan luar biasa bagi kami," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement