REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lalu Muhammad Zohri kembali membuat sejarah. Bersama tiga rekannya yang lebih senior, Bayu Kertanegara, Eko Rimbawa, dan Fadlin, Zohri dkk menyumbangkan medali perak estafet 4x100 meter putra Asian Games 2018.
Lawan tim estafet Indonesia bukanlah mudah. Ada Cina dan Jepang yang lebih dijagokan. Nyatanya, keempat pelari jarak pendek Merah-Putih ini mampu membuat kejutan berada di posisi kedua mengalahkan Cina yang harus puas dengan perunggu. Emas diperoleh tim estafet Jepang.
Usai perlombaan, Zohri mengungkapkan banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan tim Indonesia. Zohri mengaku pencapaian ini tak lepas dari dukungan spektakuler masyarakat Indonesia saat mereka berlaga. Stadion Gelora Bung Karno bergemuruh ketika keempat pelari ini masuk ke arena lomba.
"Kami tentu merasa bangga dengan apa yang kami raih. Meski begitu, kami ucapkan terima kasih banyak bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga Nusa Tenggara Barat (NTB). Medali ini kami persembahkan untuk kalian," sebut Zohri yang bersama Fadlin berasal dari NTB.
Zohri kemudian mengungkap ritual lain yang ia lakukan saat berlomba. Ia mengaku tak pernah lupa berdoa sebelum perlombaan selesai. "Sebelum dan selama saya masih berada di arena perlombaan, saya selalu membaca surat Yasin. Hal itu untuk membuat diri saya tenang," kata Zohri.
Tim Indonesia memulai startnya dari line ketiga, Fadlin keluar sebagai pelari pertama, disusul Zohri dan kemudian Eko. Sementara Bayu menjadi sprinter terakhir hingga garis finis. Kuartet pelari Indonesia ini berhasil mencatatkan waktu 38,77 detik terpaut 0,61 detik dari wakil Jepang yang finis dengan catatan 38,16 detik. Sedangkan medali perunggu dipegang Cina yang finis dengan aktu 38,89 detik.
Tim estafet Indonesia pun merayakannya dengan rasa syukur tak terkira. Mereka melakukan sujud syukur di lintasan lari Stadion Gelora Bung Karno usai berlomba.