Rabu 22 Aug 2018 18:34 WIB

Tim Paralayang Capai Target di Asian Games 2018

Parayalang Indonesia masih berusaha untuk meraih medali sebanyak-banyaknya.

Atlet paralayang putra Indonesia Joni Efendi, saat melakukan pendaratan pada babak keenam nomor ketepatan mendarat, Asian Games 2018 di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/8).
Foto: INASGOC/Tagor Siagian
Atlet paralayang putra Indonesia Joni Efendi, saat melakukan pendaratan pada babak keenam nomor ketepatan mendarat, Asian Games 2018 di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Cabang olahraga (cabor) paralayang berhasil mencapai target menyumbang satu emas Asian Games 2018 untuk Indonesia di nomor ketepatan mendarat (KTM) beregu putra. Pada nomor KTM nomor beregu putra yang berlangsung enam ronde itu, Indonesia meraih nilai 1.104.

"Tentu saja ini perjuangan keras para atlet, menghasilkan sesuai harapan kita satu emas dari KTM beregu putra," kata kepala pelatih paralayang Gendon Subandono di arena Paralayang, Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/8).

Baca Juga

Indonesia menurunkan lima atlet putra, yakni Hening Paradigma, Roni Pratama, Joni Efendi, Aris Apriansyah, dan Jafro Megawanto. Kelima atlet Indonesia mampu menekan Korea Selatan (Korsel) yang dikenal cukup unggul dalam olahraga terbang tersebut. Negara ginseng ini harus puas dengan di posisi kedua dengan raihan nilai 1.771. Sementara, Thailand dengan atlet andalannya Sarayut Chinpongsatorn, Tanapat Luangiam, Mongkut Preecha, Jirasak Witeetham, dan Nithat Yangjui berada di posisi ketiga dengan nilai 1.901.

Tidak hanya mengantongi emas, atlet palarayang Indonesia juga meraih perak di nomor KTM beregu putri dengan nilai 2.122. Pesaing utama Thailand menurunkan pilot terbaiknya Chantika Chaisanuk, Nunnapat Phuchong, dan Narubhorn Wathaya yang berhasil membawa emas dengan nilai 2.045. Sementara, timnas Korsel meraih perunggu dengan nilai 2.363.

Menurut Gendon, capaian ini melalui kerja sama semua pihak, baik atlet, pelatih, manajer, dan tim pendukung lainnya, yakni Kemenpora, KONI, serta penyelenggara pertandingan. Perjuangan untuk meraih emas dan perak, lanjutnya, tidaklah mudah. Atlet harus menghadapi dinamika cuaca yang berbeda saat pertandingan dengan saat latihan selama satu tahun delapan bulan.

Cuaca menjadi tantangan terberat para atlet, selain beban mental sebagai tuan rumah, tekanan yang dirasakan cukup berat. "Perjuangan itu terus menerus kami lakukan," kata Gendon.

Pada babak (ronde) pertama sampai ketiga, beregu putra Indonesia masih memimpin. Sampai pada babak keempat sempat terjadi penurunan dan disalip oleh Cina.  Tetapi pada babak keenam, tim putra Indonesia kembali bangkit dan mampu mempertahankan posisi pertama.  "Tim putra terus konsisten, sempat di ronde empat kami kalah dari Cina. Tapi pada ronde kelima, Cina drop, Indonesia naik lagi," katanya.

Sementara untuk tim putri yang diperkuat Lis Andriana, Ike Ayu Wulandari, dan Rika Wijayanti, sampai ronde keempat masih unggul. Tetapi di ronde kelima kalah dari Thailand, hingga ronde keenam tidak mampu mengejar lagi.  "Selisih tim putra kecil jadi bisa dikejar, tim putri selisih nilai cukup jauh," kata Gendon.

Saat disinggung soal target cabang olahraga paralayang, Gendon mengatakan, targetnya adalah satu emas. Tetapi pihaknya berusaha untuk meraih medali sebanyak-banyaknya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement