Rabu 22 Aug 2018 08:20 WIB

Menanti Emas Bulu Tangkis Beregu Putra Setelah 20 Tahun

Terakhir kali Indonesia merebut medali emas nomor beregu putra pada Asian Games 1998.

Pebulutangkis Putra Indonesia Jonatan Christie berusaha mengembalikan kok ke pebulutangkis Jepang Kenta Nishimoto saat berlaga pada pertandingan semifinal cabang bulutangkis beregu putra Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (21/8).
Foto: Republika/Prayogi
Pebulutangkis Putra Indonesia Jonatan Christie berusaha mengembalikan kok ke pebulutangkis Jepang Kenta Nishimoto saat berlaga pada pertandingan semifinal cabang bulutangkis beregu putra Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim putra Indonesia akan berupaya menaklukkan tim kuat Cina pada babak final cabang olahraga bulu tangkis Asian Games 2018 di Istora Senayan Jakarta, Rabu (22/8). Bila berhasil, ini akan mengakhiri penantian panjang perolehan medali emas selama 20 tahun.

Terakhir kali Indonesia merebut medali emas nomor beregu putra pada Asian Games 1998 dengan mengalahkan tuan rumah Cina. Empat tahun berselang, Indonesia kembali masuk final, tetapi kalah dari Korea Selatan.

Kini setelah 20 tahun atau lima kali penyelenggaraan Asian Games, pertemuan kedua negara kembali terulang di partai puncak. Penggemar bulu tangkis di Tanah Air tentu tidak ingin melewatkan pertandingan ini.

Sebagai tuan rumah dan selalu mendapat dukungan meriah dari suporter selama babak penyisihan hingga semifinal, Jonatan Christie dan kawan-kawan tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menjadi yang terbaik. Walaupun kekuatan Cina tidak bisa diremehkan.

photo
Pebulutangkis Putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting.

Indonesia melaju ke partai puncak setelah menghempaskan Jepang dengan skor 3-1, Selasa (21/8), sementara Cina menyudahi perlawanan tim kuda hitam Cina Taipei juga dengan skor 3-1.

"Ini kesempatan besar untuk meraih emas di Asian Games," kata pelatih ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi, usai tim Indonesia mengalahkan Jepang di semifinal.

Dari materi pemain, Cina lebih difavoritkan meraih emas dibanding tuan rumah Indonesia. China memiliki pemain muda Shi Yuqi, kemudian dua pemain senior Cen Long dan Lin Dan di sektor tunggal.

Pada sektor ganda, Negeri Tirai Bambu mengandalkan pasangan Li Junhui/Liu Yuchen dan Zhang Nan/Liu Cheng.

Sementara dari kubu Indonesia bertumpu pada Anthony Ginting, Jonatan Christie, dan Ihsan Maulana Mustofa di sektor tunggal. Kemudian pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon dan Fajar Alfian/Rian Ardianto di sektor ganda.

 

photo

Pebulutangkis Ganda Putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.

"Tentunya kami memiliki strategi untuk menghadapi China, lawan pun pasti juga sudah menyiapkan strategi khusus menghadapi Indonesia. Yang penting tetap harus waspada," ujar Herry.

Cabang olahraga bulu tangkis menjadi salah satu harapan kontingen Indonesia untuk menjaga ritme perolehan medali emas yang sudah diraih selama tiga hari terakhir pelaksanaan Asian Games.

Peluang Boling

Selain bulu tangkis, kesempatan menambah medali juga ada di cabang olahraga boling yang baru memulai perlombaan di Jakabaring Sport City, Palembang, dan langsung memperebutkan satu medali emas nomor trio putri.

Perlombaan nomor trio putri diikuti sebanyak 13 negara, meliputi Cina, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Kazakhstan, Korea Selatan, Macau, Malaysia, Mongolia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Cina Taipei.

Kecuali China, Hong Kong dan Kazakhstan yang hanya menurunkan satu tim trio, sepuluh negara lainnya mengirimkan dua tim.

Tuan rumah Indonesia diperkuat Alisha Nabila Larasati, Puti Insavilla Armein dan Sharon Adelina Liman di tim pertama, serta tim kedua yang terdiri dari Aldila Indryati, Tannya Roumimper dan Nadia Pramanik Nurmalina.

photo
Tannya Roumimper.

Pelatih tim boling Indonesia Thomas Tan menyatakan optimistis anak-anak asuhnya bisa meraih hasil maksimal setelah menjalani persiapan panjang.

"Intinya atlet sudah siap tempur dan yang pasti kami memiliki target terbaik di sini," kata Thomas.

Menurut ia, Korea Selatan, Malaysia dan Singapura merupakan negara yang memiliki kekuatan cukup mumpuni pada nomor trio, karena diperkuat peboling papan atas yang kerap turun di berbagai ajang internasional.

Namun sebaliknya, Indonesia juga memiliki persiapan panjang turun di sejumlah kejuaraan bertaraf internasional dengan hasil yang cukup maksimal.

Secara keseluruhan, hari keempat perhelatan Asian Games 2018 menyediakan 31 medali emas yang diperebutkan pada 13 cabang olahraga, meliputi renang, gulat, anggar, senam, menembak, dayung, balap sepeda, wushu, taekwondo, bulu tangkis, boling, angkat besi, dan sepak takraw.

Kontingen Cina yang sehari sebelumnya sukses menyabet 15 keping emas, tetap menjadi kekuatan utama dalam perburuan medali, selain Jepang, Korea Selatan, Iran, dan India.

Hingga menuntaskan serangkaian pertandingan pada Selasa (21/8) malam, juara bertahan Cina masih bertengger di puncak klasemen dengan mengumpulkan 30 emas, 18 perak dan 12 perunggu.

Mereka unggul jauh dari Jepang yang baru mengoleksi 12 emas, 17 perak dan 17 perunggu, serta Korea Selatan di urutan ketiga dengan 8 emas, 12 perak dan 14 perunggu.

Kontingen Indonesia sementara membayangi di posisi keempat dengan raihan 5 emas, 2 perak dan 5 perunggu. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement