Sabtu 18 Aug 2018 18:21 WIB

Kapolri: Jangan Ada Demo Selama Asian Games

Kapolri meminta semua pihak bersatu menjaga ketertiban dan keamanan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bayu Hermawan
Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian ditemui usai pertemuan tertutup di Balai Pertemuan Metro Jaya, Rabu (15/8), ia menyebut membahas soal pengamanan Asian Games.
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian ditemui usai pertemuan tertutup di Balai Pertemuan Metro Jaya, Rabu (15/8), ia menyebut membahas soal pengamanan Asian Games.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengimbau kepada masyarakat, agar tidak melakukan aksi demonstrasi selama berlangsungnya Asian Games 2018. Kapolri meminta semua pihak bersatu menjaga ketertiban dan keamanan, demi nama baik bangsa Indonesia yang menjadi tuan rumah Asian Games.

"Mari sama-sama kita sukseskan Asian Games demi nama baik bangsa. Jangan ada kejahatan, jangan ada aksi teror. Jangan dulu ada demo. Kalau mau demo nanti saja setelah Asian Games," katanya di Media Press Center Asian Games di Gedung Senayan JCC, Sabtu (18/8).

Sebelumnya banyak diberitakan  salah satu kelompok pengemudi ojek daring yang merencanakan aksi demo saat Asian Games 2018 berlangsung yaitu Gerakan Aksi Roda Dua (Garda). Kelompok pengemudi ojek daring tersebut menuntut tarif bisa kembali seperti saat awal berdiri sekitar Rp 3.000 sampai Rp 4.000 per kilometer.

Presidium Garda Igun Wicaksono mengatakan, pihaknya menuntut perusahaan aplikasi seperti Grab yang juga menjadi sponsor Asian Games 2018 mengembalikan ketentuan tarif tersebut. "Kembalikan tarif ojek online seperti tahun 2012 sampai 2015 di angka Rp 3.000 sampai dengan Rp 4.000 per kilometer," kata Igun kepada Republika.co.id, Selasa (24/7) lalu.

Mereka ngotot untuk melakukan aksi demo saat Asian Games karena akan ada banyak awak media internasional yang akan hadir di Jakarta. Mereka ingin agar tuntutan pengemudi ojek online ini menjadi perhatian supaya pemerintah mengabulkan apa yang mereka inginkan.

Tito menyebut larangan demo dari Polda Metro Jaya dan Polri bukan untuk menyalahi kebebasan berpendapat. Tapi untuk kepentingan yang lebih besar yaitu nama baik bangsa Indonesia dari dunia internasional, kepolisian bisa saja tidak memberikan izin untuk melakukan aksi demo.

Aksi demo kata Tito akan menganggu kenyamanan saat Asian Games, terlebih akan membuat situasi jalanan di Jakarta semakin semrawut. Selama Asian Games, kapolisian sudah mengatur lalu lintas dengan membuat beberapa jalur pengalihan, pemberlakuan aturan genap ganjil demi kelancaran transportasi di ibu kota selama Asian Games.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement