Jumat 10 Aug 2018 04:00 WIB

Sediakan 300 Bus Atlet, Menhub Ingin Zero Complain Selama AG

Bus beroperasi mengantar atlet dari wisma atlet Kemayoran ke lokasi pertandingan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Endro Yuwanto
Rombongan bus atlet Asian Games 2018 melintasi Tol Dalam Kota saat simulasi penutupan pintu tol di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (4/8).
Foto: Antara/Reno Esnir
Rombongan bus atlet Asian Games 2018 melintasi Tol Dalam Kota saat simulasi penutupan pintu tol di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan menyediakan 300 bus untuk para atlet Asian Games (AG) 2018. Bus beroperasi untuk mengantar atlet dari Wisma Atlet Kemayoran menuju lokasi-lokasi pertandingan. Melalui pengadaan bus khusus atlet, pemerintah ingin tidak ada komplain dari sisi transportasi. 

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Asian Games adalah perhelatan besar. Pemerintah harus all out untuk mendukung terselenggaranya pesta olah raga tersebut. "Ini membawa nama bangsa dan negara. Apa yang kami lakukan ini juga amanah dari panitia," kata Menhub di Wisma Atlet Kemayoran, Kamis (9/8).

Menurut Budi, sebanyak 200 bus beroperasi di Jakarta. Sedangkan, 100 bus sisanya beroperasi di Palembang. Pengadaan 300 bus tersebut menelan anggaran sebesar Rp 7 miliar. Ia menilai, Asian Games adalah momen langka dan kesempatan Indonesia untuk mendapat citra baik di mata dunia. "Harapannya sukses dulu, kalau bisa zero complain. Artinya transportasi semua atlet terkover dan tidak ada yang tersasar," tuturnya. 

Seluruh bus tersebut bukan berarti dibeli. Budi menjelaskan 300 bus atlet merupakan bus sewaan melalui mekanisme lelang. Pasca -Asian Games, bus akan dikembalikan dan bukan menjadi milik pemerintah. 

Meski hanya sewaan, seluruh bus sudah melalui pengecekan sesuai ketentuan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP). Supir yang betugas juga telah dilatih sesuai standar perilaku berkendara sehingga dipastikan semuanya telah siap. 

Melihat gelaran Asian Games yang sebelumnya, Budi berpendapat kota yang menjadi tempat perhelatan pertandingan akan mengalami perubahan. Termasuk dari segi transportasi.  "Semua berubah. Sarana prasarana berubah, fisik kota berubah, cara pandang tentang transportasi juga berubah," jelas dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement