Rabu 25 Jul 2018 11:10 WIB

Ojek Online Tetap Berencana Demonstrasi Saat Asian Games

Ojek daring ingin dunia internasional tahu masalah mereka.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Muhammad Hafil
Perwakilan dari pengemudi ojek online melakukan audiensi dengan Komisi V DPR, Senin (23/4). Audiensi dilakukan di tengah unjuk rasa para pengemudi ojek online di Jakarta maupun dari berbagai daerah pada Senin hari ini di kawasan Senayan dan depan Gedung DPR.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Perwakilan dari pengemudi ojek online melakukan audiensi dengan Komisi V DPR, Senin (23/4). Audiensi dilakukan di tengah unjuk rasa para pengemudi ojek online di Jakarta maupun dari berbagai daerah pada Senin hari ini di kawasan Senayan dan depan Gedung DPR.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono memastikan tetap berencana melakukan aksi demo saat Asian Games 2018. Hal itu akan dilakukan, mekipun saat ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih berupaya untuk berdiskusi dan membujuk sekelompok pengemudi ojek online (ojol) tersebut tak melakukan aksinya.

Igun memastikan Garda akan memanfaatkan momen tersebut untuk menyatakan aspirasi pengemudi ojek daring. "Tanggal 18, bulan 18,  tahun 18 itu moment internasional. Rekan-rekan ojek online sepakat akan membukakan mata internasional," kata Igun kepada Republika.co.id, Rabu (25/7).

Dia menjelaskan, para pengemudi hanya ingin menuntut satu tuntutan saja untuk mengembalikan tarif seperti saat awal ojek daring muncul. Menurutnya, untuk hal itu saja tidak pernah dikabulkan oleh perusahaan aplikator dan pemerintah.

Padahal sebelum berencana melakukan aksi tersebut, menurut Igun para pengemudi ojek daring sudah melakukan upaya aksi yang sama. "Baik ke perusahaan aplikasi langsung, ke Istana Presiden, ke DPR yang dioterima Komisi V, lalu terakhir ke Mahkamah Konstitusi agar ojek online punya payung hukum," jelas Igun.

Dia menilai semua upaya baik secara persuasif, eksekutif, dan legislatif sudah dilakukan namun tidak menghasilkan kepastian. Untuk itu Igun menegaskan Garda tetap berencana untuk melakukan aksi demo saat Asian Games 2018.

Di sisi lain, Direktur Angkutan dan Multimoda Kemeterian Perhubungan (Kemenhub) Cucu Mulyana memastikan tidak semua pengemudi ojek daring ingin melakukan aksi saat Asian Games 2018. Cucu memastikan sudah ada beberapa kelompok ojek daring yang sepakat tidak akan melakukan aksi tersebut.

"Prinsipnya yang mau aksi nggak jadi itu, mereka ingin menyukseskan Asian Games," ujar Cucu.

Cucu mengatakan dari beberapa kelompok pengemudi ojek daring seperti Go Graber dan lainnya itu sudah sepakat tidak melakukan aksi demo saat Asian Games 2018. Hanya saja, Cucu mengakui seperti Grada yang merencanakan aksi tersebut belum mendapatkan kesepakatan.

Untuk itu, Cucu meminta Garda juga turut menyukseskan Asian Games 2018 dengan tidak melakukan aksi saat gelaran internasional tersebut. Cucu memastikan Kemenhub masih akan terus berdiskusi dengan pihak terkait.

"Kita masih komunikasi terus dengan teman-teman Garda. Koomunikasi jalan terus, kami selalu mengimbau berarti jangan lah ada demo-demo," ungkap Cucu.

Garda berencana melakukan aksi demo saat Asian Games 2018 baik di Jakarta dan palembang. Untuk menuntut tarif ojek daring kembali ke kisaran Rp 3.000 sampai Rp 4.000 perkilometer, Garda berencana akan melakukan aksinya di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta dan Stadion Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatra Selatan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement