REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim karate Indonesia dari nomor kumite atau tarung menyelesaikan pelatihan di Kairo, Mesir. Pelatihan berlangsung pada 28 Juni-10 Juli sebagai salah satu bentuk persiapan dalam menghadapi Asian Games 2018.
Selama mengikuti pemusatan latihan, 10 karateka itu menjajal kemampuan dengan mengadakan latih-tanding dengan atlet nasional Mesir.
Atlet peserta kegiatan itu antara lain peraih medali emas SEA Games 2017 Srunita Sari Sukatendel (kelas kumite di bawah 50kg) dan Cok Istri Agung Sanistya Rani (kelas kumite di bawah 61kg), serta peraih medali perunggu SEA Games 2017 Dessyinta Rakawuni Banurea (kelas kumite di bawah 68kg).
Selain itu, peraih medali emas dalam kejuaraan dunia Karate Junior 2015 untuk kelas 59kg, serta Ceyco Georgia Zefanya juga ikut dalam pemusatan latihan tersebut.
Salah seorang pelatih timnas karate, Robert Karly, mengatakan bahwa cabang olahraga karate saat ini tidak lagi dikuasai atlet dari kawasan Asia Timur. Banyak karateka dari benua Afrika, termasuk Mesir, banyak memenangkan kejuaraan di tingkat internasional.
"Di kawasan Afrika, untuk cabang olahraga karate, Mesir sangat dominan. Mereka juga meraih juara dunia pada tahun lalu, sehingga ini merupakan kesempatan baik bagi atlet timnas untuk berlatih di sini," kata Robert.
Di samping persiapan untuk Asian Games 2018, kehadiran timnas karate di Mesir juga untuk pemanasan sebelum mengikuti kejuaraan Asian Karate Federation di Yordania.
Mereka dijadwalkan bertolak ke Yordania pada 10 Juli 2018. Seusai mengikuti kejuaraan itu, Timnas Karate akan melanjutkan perjalanan ke Ukraina untuk mengikuti pelatihan terakhir sebelum perhelatan olahraga terbesar di Asia, yang diadakan di Jakarta dan Palembang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
