Selasa 05 Jun 2018 15:51 WIB

Candra Wijaya: Bulu Tangkis Harus 'Gila-gilaan' di AG 2018

Pebulu tangkis Indonesia saat ini memang perlu mental yang lebih kuat.

Candra Wijaya
Foto: REPUBLIKA PHOTO
Candra Wijaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pebulu tangkis Indonesia Candra Wijaya mengatakan, tim nasional (timnas) bulu tangkis Indonesia harus bermain "gila-gilaan" di Asian Games (AG) 2018. Apalagi, Indonesia menjadi tuan rumah dalam perhelatan olahraga terakbar di Asia itu.

"Kalau melihat Marcus/Kevin, pemain senior atau pelapisnya, harus lebih 'gila-gilaan' saat main di Indonesia. Kita mendapat dukungan dari warga Indonesia, seharusnya punya motivasi meraih emas," kata Candra saat ditemui di GOR Candra Wijaya International Badminton Centre, Tangerang Selatan, Banten, Senin (4/6) malam.

Menurut Candra, hal itu juga tantangan bagi tunggal Indonesia untuk meraih gelar juara. Khusus untuk sektor tunggal, ia menilai pemain sektor tersebut saat ini masih membutuhkan penekanan, terutama soal mental juara yang harus sudah ditekankan pada pemain junior dan pembinaan ke depannya.

Candra mencontohkan, saat turnamen beregu Piala Thomas dan Uber 2018, Indonesia harus terhenti di semifinal (Thomas) dan perempat final (Uber). Tim Thomas Indonesia tumbang oleh Cina 1-3, sedangkan tim Uber kalah oleh Thailand 2-3.

Candra mengatakan, tidak berlebihan atau mengkritik, tetapi anak-anak sekarang memang perlu mental yang lebih kuat. "Saat Thomas Cup mohon maaf, pemain muda lawan bisa demikian gila dan antusias mengimbangi pasangan senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, kenapa tunggal kita tidak seperti itu? Padahal jika terjadi, mungkin hasilnya akan berbeda," katanya.

Kendati demikian, Candra sepakat bahwa hal demikian tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, tetapi banyak pihak, termasuk klub bulu tangkisnya, Candra Wijaya International Badminton Centre (CWIBC) yang dirintis sejak 2009 lalu. CWIBC sejak Senin (4/6) berganti menjadi Daihatsu-CWIBC selepas menyepakati kerja sama dengan perusahaan otomotif tersebut.

Menurut Candra, yang merupakan salah satu pemain ganda putra legendaris Indonesia, salah satu cara membangun mental juara adalah memberi dukungan (sponsorship) legenda tunggal agar melibatkan diri dalam pembinaan. "Atau mereka sendiri yang melibatkan diri. Jadi, memang ini sebenarnya tugas bersama, termasuk kami, bagaimana membangun militansi kepada diri atlet itu sendiri," kata dia.

Candra memiliki target pada tahun 2030 klub binaannya akan menelurkan setidaknya enam atlet tim nasional, mendapatkan 30 gelar internasional, 70 gelar nasional, 20 asisten pelatih, 20 pelatih, dan 600 atlet yang terbagi di kategori U-11, U-13, U-15, U-17, dan U-19.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement