Selasa 13 Feb 2018 19:11 WIB

Panitia Asian Games: Libur Sekolah Kurangi Macet 20 Persen

Kemacetan menjadi persoalan utama saat pelaksanaan test event Asian Games.

Rep: Fitriyanto/ Red: Ratna Puspita
Pusat Belanja Asian Games di Kota Tua, Jakarta. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pusat Belanja Asian Games di Kota Tua, Jakarta. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meliburkan sekolah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas selama penyelenggaraan pesta olahraga antarnegara di Asia itu. Kemacetan lalu lintas menjadi persoalan utama saat pelaksanaan Turnamen Invitasi Asian Games 2018. 

Dewan Olimpiade Asia (OCA) menargetkan waktu tempuh perjalanan dari Wisma Atlet Kemayoran menuju venue di Kawasan Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, 34 menit. Namun, target itu belum tercapai selama penyelenggaraan turnamen yang menjadi ajang uji coba atau test event Asian Games 2018. 

Meski sudah menggunakan pengawalan, waktu tempuh tercepat berada pada kisaran 40 menit. Karena itu, Inasgoc berpendapat perlu ada langkah ekstrem untuk mengurangi kemacetan saat pelaksanaan Asian Games 2018 pada 18 Agustus hingga 2 September mendatang.

Langkah tersebut di antaranya meliburkan sekolah ketika penyelenggaraan Asian Games. “Jika sekolah diliburkan saat Asian Games 2018 nanti maka akan mengurangi 20 persen kemacetan lalu lintas di Jakarta. Kemacetan akan kembali berkurang jika ada pengaturan jam pekerja di sekitar Senayan, serta masyarakat menggunakan transportasi publik saat Asian Games 2018 nanti,” kata Kombes Unggul Sedyantoro dari Deputi IV Inasgoc bidang Games Security kepada wartawan, Selasa (13/2). 

Menurut Unggul, saat ini usulan liburan sekolah sedang dibahas oleh Pemprov DKI Jakarta. “Ini menjadi kewenangan Gubernur DKI Jakarta. Kami berharap keputusannya adalah meliburkan sekolah selama pelaksanaan Asian Gmes 2018,” kata dia. 

Unggul menceritakan kebijakan libur sekolah seharusnya bisa dilakukan. Pada Asian Games 1962 di Jakarta, ia menerangkan, pemerintah ketika itu juga meliburkan sekolah. “Waktu itu mungkin isu utamanya bukan kemacetan. Namun, lebih kepada dukungan masyarakat terhadap Asian Games 1962,” kata dia. 

Dia menerangkan alasan serupa juga bisa diterapkan sekarang ini, selain kemacetan. “Dengan diliburkan sekolah, para pelajar juga dapat memberi dukungan langsung kepada atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games 2018,” kata Unggul. 

Hari ini, pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Ferry Safarudin mengaku belum ada keputusan final soal rencana meliburkan anak sekolah saat gelaran Asian Games. Ia justru mengisyaratkan anak sekolah tetap masuk seperti biasa.

"Sebetulnya sama juga dengan waktu itu ada SEA Games juga, tetapi tidak kami liburkan," kata Safarudin saat dihubungi, Selasa (13/2).

Pekan lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, sampai saat ini wacana meliburkan sekolah saat hajatan Asian Games masih terus dikaji. Ia menyebut Dinas Pendidikan DKI masih melakukan pembahasan teknis untuk penerapan libur sekolah, apakah wilayah tertentu atau seluruhnya.

"Belum ada pembahasan lebih teknis, tapi kita sudah alert ke Dinas Pendidikan untuk mengkaji di minggu tersebut apakah full libur se-DKI atau daerah tertentu," kata Sandi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement