Ahad 02 Sep 2018 07:42 WIB

Cerita Anak Petani di Pelosok Sukabumi yang Raih Medali Emas

Upaya meraih medali emas bersama tim dayungnya di Asian Games tidak mudah.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Endro Yuwanto
Atlet dayung Ujang Hasbulloh (23) yang bersama timnya meraih emas di Asian Games disambut sederhana di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Jumat (31/8). Atlet dayung putra asal selatan Sukabumi ini kini tercatat mewakili Kota Bandung
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Atlet dayung Ujang Hasbulloh (23) yang bersama timnya meraih emas di Asian Games disambut sederhana di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Jumat (31/8). Atlet dayung putra asal selatan Sukabumi ini kini tercatat mewakili Kota Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Prestasi membanggakan diraih atlet dayung asal Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Ujang Hasbulloh (23 tahun). Dalam ajang Asian Games 2018, Ujang bersama dengan tujuh atlet lainnya berhasil mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.

Medali emas tersebut diperoleh dari kelas ringan putra delapan (Lightweight Men's Eight/LM8) dengan catatan waktu 6,08.88 menit. Kedelapan atlet Indonesia tersebut adalah Tanzil Hadid, Muhad Yakin, Rio Rizki Darmawan, Jefri Ardianto, Ali Buton, Ferdiansyah, Ihram, Ardi Isadi, Ujang Hasbulloh.

Perlombaan tersebut digelar di venue Jakabaring Sports City Palembang, Sumatra Selatan pada 24 Agustus 2018 lalu. Tim Indonesia mampu mengalahkan Uzbekistan dan Hong Kong yang meraih posisi kedua dan ketiga.

"Saya merasa bangga sekali karena ini prestasi pertama di tingkat Asia,’’ ujar Ujang kepada wartawan di sela-sela penyambutan sederhana oleh Pemkab Sukabumi di Pendopo Negara Kabupaten Sukabumi di Kota Sukabumi, Jumat (31/8).

Ujang yang kini tercatat sebagai warga Kota Bandung ini sejatinya berasal dari Kampung Sukasirna RT 05, RW 10, Desa Pasir Ipis, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. Pada beberapa bulan lalu Ujang pindah menjadi warga Kota Bandung. Meskipun demikian, setelah meraih prestasi di Asian Games, Ujang tetap pulang ke kampung halaman di Surade dan disambut pemerintah daerah dan warga.

Ujang mengatakan, upaya meraih medali emas bersama timnya di Asian Games tidak mudah. Terlebih pada saat final melawan tim tangguh dari negara Uzbekistan, Hongkong, India, Korea Selatan, dan Vietnam. "Saya persembahkan medali emas ini untuk orang tua dan bangsa Indonesia," ucap dia.

Saat ini, kedua orang tua Ujang, yakni Sopudin (56) dan Saliyah (50) yang berprofesi sebagai petani masih tinggal di Surade, Kabupaten Sukabumi. Setelah Asian Games, ungkap Ujang, ia masih fokus latihan walaupun sekarang diberikan liburan selama satu bulan. Selanjutnya Ujang akan kembali bergabung dengan tim nasional untuk persiapan SEA Games 2019 mendatang.

Ujang menuturkan, ia kini masih kuliah di semester terakhir di PGSD Penjas, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. "Saya terjung ke dayung karena mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM) dayung sejak semester tiga," imbuh dia.

Berkat berlatih terus, akhirnya Ujang terpilih menjadi tim dayung UPI Bandung dan menjadi perwakilan di kejuaraan di Cina dan terakhir kejuaraan mahasiswa di Malaysia. Bahkan, Ujang lolos seleksi untuk menjadi tim nasional dayung dan mengikuti pelatnas sejak Januari hingga Agustus 2018 lalu.

Selama proses pelatnas, kata Ujang, ia masih diberikan waktu selama satu hari untuk kuliah yakni pada Senin. Sehingga selebihnya Ujang meminta tugas tambahan kepada dosen di kampusnya. "Sebenarnya saya bakatnya di sepak bola dan futsal,’’ ujar Ujang.

Pada saat SMP di Darul Amal Sukabumi, Ujang meraih juara pertama futsal liga pendidikan Indonesia (LPI) tingkat Kabupaten Sukabumi. Sehingga sekolahnya mewakili Sukabumi di tingkat Jawa Barat.

Selepas SMP, lanjut Ujang, ia meneruskan sekolah di MAN Surade Sukabumi. Berbekal pretasi di olahraga futsal, Ujang akhirnya bisa diterima di UPI Bandung.

Di kampus tersebut, Ujang berubah prestasinya dari sepak bola ke dayung. Ia mengakui kedua olahraga tersebut memiliki kesamaan yakni mengandalkan fisik dan daya tahan tubuh. Meskipun berbeda dalam teknik yang harus dipelajari lebih lanjut.

"Saya menilai potensi generasi muda di pelosok Sukabumi cukup besar namun belum digali," ujar Ujang ketika diminta tanggapan mengenai bakat anak muda di selatan Sukabumi. "Namun sayangnya mereka kurang mendapatkan informasi dan tidak ada penghubung untuk ke jenjang berikutnya."

Menurut Ujang, tidak mudah untuk bisa bergabung dengan tim nasional karena ada seleksi di tim UPI dan tim nasional. Sehingga, Ujang harus terus bekerja keras agar bisa meraih prestasi terbaik.

Diakui Ujang, meskipun putra asli Sukabumi, namun kini ia mewakili Kota Bandung. Hal ini dikarenakan bergabung dengan UKM Dayung di UPI Bandung yang bekerja sama dengan Pemkot Bandung. Selain itu, di Kabupaten Sukabumi belum ada organisasi yang membina olahraga dayung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement