Selasa 28 Aug 2018 13:30 WIB

Anak Kuli Bangunan Itu Raih Medali Emas di Asian Games

Hinayah selanjutnya fokus menatap Olimpiade 2020.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
Foto aerial arena Panjat Tebing di kawasan Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (27/7).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Foto aerial arena Panjat Tebing di kawasan Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Sumatra Selatan, Jumat (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Atlet panjat tebing Indonesia Muhammad Hinayah meraih medali emas bersama dua rekannya, Rindi Sufriayanto dan Abu Dzar Yulianto, di nomor estafet speed putra. Hinayah adalah atlet termuda panjat tebing putra.

Usianya baru 22 tahun. Meraih medali emas di ajang sebesar Asian Games tentu sebuah penghargaan yang besar. Ayahnya, Herman, naik sepeda motor dari Sekayu, sebuah kota kecil di tepian Sungai Musi. Butuh waktu tiga jam perjalanan darat untuk sampai Kota Palembang.

"Senang sekali terharu," kata Herman sambil menangis, Senin (27/8).

Usai Hinayah berhasil mendapatkan medali emas setelah mengalahkan senior-seniornya di tim I, Herman yang lemas karena terharu dibopong oleh paman Hinayah. Herman pun kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya.

Herman yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan hanya berharap anaknya melanjutkan kuliah setelah meraih medali emas. Hinayah cuti dari kuliahnya di jurusan Manajeman Informasi di salah satu politeknik di Palembang.

Herman terus menutupi wajahnya saat diwawancara wartawan. "Lega," ucap Herman lirih ketika ditanya perasaannya saat itu.

Bersama lima anggota tim panjat tebing putra Indonesia, Hinayah menyanyikan lagu "Indonesia Raya" yang berkumandang untuk ketiga kalinya di venue panjat tebing, Jakabaring Sport City. Sebelumnya, Indonesia meraih medali emas di nomor estafet speed putri dan speed individu putri yang dipersembahkan oleh juara dunia Aries Rahayu.

Setelah acara pengalungan medali, Hinayah pun bergabung bersama staf dan pelatih panjat tebing Indonesia. Hinayah tidak banyak bicara hanya terus bersalaman dan berpelukan dengan anggota timnya.

Ayahnya sudah dibopong ke ruang tunggu atlet. Hinayah pun belum sempat bertemu dengan ayahnya. Ia hanya mengatakan sangat bangga akhirnya bisa membantu keluarganya. "Saya bangga selama ini usaha saya untuk membantu orang tua saya tercapai juga," kata Hinayah.

Pemerintah menjanjikan bonus Rp 800 sampai Rp 900 juta untuk atlet beregu yang meraih medali emas di Asian Games 2018 ini. Setelah meraih medali emas Asian Games, Hinayah masih ingin mendapatkan prestasi yang lebih tinggi lagi. Ia ingin mendapatkan pencapaian terbaik di Olimpiade Tokyo 2020.

"Ke depan, insya Allah kami masih fokus untuk Olimpiade 2020 dan mudah-mudahan kami bisa lolos Olimpiade. Mudah-mudahan bisa memberikan medali untuk Indonesia," kata Hinayah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement