REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Atlet kurash Indonesia asal Sumatra Utara (Sumut), Heka Maya Sari bertekad bisa menyumbangkan emas pada Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Ia memang sudah bertekad mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
"Saya menanamkan dalam diri bisa emas. Itu juga sebuah pengabdian untuk negara. Mudah-mudahan bisa mengukir sejarah di Asian Games tahun ini," kata Heka, Kamis (19/7).
Meski demikian, mantan atlet gulat itu mengakui tidak mudah untuk mewujudkan tekad tersebut. Ini mengingat persaingan cukup berat terutama dari Iran, Uzbekistan, dan Kazakhstan serta negara-negara pecahan Uni Soviet lainnya.
"Uzbekistan di nomor putri hebat. Karena asal muasal kurash ini dari Uzbekistan dan Kazakhstan. Jadi, ini betul-betul paling berat," kata wanita kelahiran November 1989 itu.
Asian Games tahun ini merupakan debut pertama bagi anak keempat dari lima bersaudara ini. Apalagi cabang olah raga kurash juga perdana dipertandingkan di Asian Games.
Sebelum menjadi atlet kurash, Heka merupakan pegulat putri andalan Sumut di setiap kejuaraan nasional. Bahkan sebelumnya ia pernah mengharumkan nama Indonesia dengan menyumbangkan medali perak di SEA Games 2013, Myanmar.
Bagi Heka, cabor kurash merupakan pengalaman baru, sekaligus tantangan bisa mempersembahkan prestasi terbaik di Asian Games nanti. "Yang penting kan sama-sama membela Indonesia pasti harus totalitas dan profesional. Saya belajar kurash mulai dari nol sejak Februari tahun lalu. Tiga bulanlah Heka sudah paham tentang teknik-teknik bertarung," katanya.