Kamis 19 Jul 2018 11:01 WIB

Eko Yuli, Mengejar Predikat Raja Angkat Besi Asia

Eko Yuli disiapkan untuk menggapai medali emas di negeri sendiri.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Endro Yuwanto
LIfter Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan clean and jerk pada nomor putra 62 kg 18th Asian Games Invitation Tournament di JiExpo, Jakarta, Ahad (11/2).
Foto: ANTARA FOTO/Fanny Octavianus
LIfter Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan clean and jerk pada nomor putra 62 kg 18th Asian Games Invitation Tournament di JiExpo, Jakarta, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Eko Yuli Irawan tak asing lagi di telinga penikmat olahraga angkat besi Tanah Air. Lifter kelahiran Lampung, ini salah satu andalan Indonesia pada Asian Games 2018.

Pemerintah menargetkan prestasi para atlet Indonesia menembus 10 besar pada multievent negara-negara Asia. Salah satunya Eko Yuli disiapkan untuk menggapai medali emas di negeri sendiri. Terakhir pada tes event Februari lalu, sosok yang pada 24 Juli 2018, berusia 29 tahun itu, menjadi yang terbaik.

Kini sebulan lagi pertarungan dimulai. Eko mengaku persiapannya tinggal menjaga kondisi tubuh tanpa melakukan latihan berat. "Latihan yang tak terlalu dibebankan banget, rawan cedera. Tak bisa di-push terlalu berat juga," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (18/7).

Eko memiliki beberapa riwayat cedera saat mengikuti event internasional. Pada Olimpiade 2012, ia tampil dengan kondisi tulang kering retak. Menjelang Olimpiade Rio de Janeiro 2016, ia mengalami gangguan di lutut. Luar biasa ketika ia meraih perak di Brasil dua tahun silam. "Ada sedikit-sedikit gangguan, makanya sambil kita maintenance, kita ke fisioterapi," ujarnya.

Pelatih tim nasional angkat besi, Mohammad Rusli, menegaskan untuk atlet sekelas Eko, sudah sangat paham bagaimana menjaga kondisi. Pihaknya tinggal mengawasi. Ia optimistis, Eko bisa meraih emas pada Asian Games 2018.

Sebuah tantangan besar di depan mata. Para Lifter Cina yang semula dihukum bertanding setahun karena masalah doping, bisa berlaga di Jakarta. Salah satu saingan terberat Eko di kelas 62 kilogram, bernama Chen Lijun.

Dua angkatan Linjun menembus rekor dunia pada kejuaraan dunia 2015 di Amerika Serikat (AS). Perinciannya 150 kg untuk angkatan snatch, clean and jerk 183 kg. Total angkatannya 333 kg. Sementara saat tes terakhir, catatan Eko, 142 kg angkatan snatch, 173 kg (clean and jerk). Total angkatannya (315 kg).

Meski menyayangkan ketidaktegasan terhadap hukuman para lifter Cina, Rusli optimistis salah satu andalan merah putih itu berjaya. "Insya Allah Eko tetap fight," ujarnya.

Eko mulai mengukir prestasi ketika mendapat emas pada Kejuaraan Dunia Praha, Ceska, 2007. Pada tahun yang sama, ia juga meraih emas SEA Games Thailand. Setahun berselang, meraih perunggu Olimpiade Beijing, kelas 56 kg. Total angkatannya waktu itu 288 kg.

Pada Olimpiade London 2012, ia kembali mendapat perunggu. Kali ini, Eko berada di kelas 62 kg. Total angkatannya 317 kg. Kemudian pada Olimpiade Rio 2016, ia meraih perak di kelas yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement