Jumat 08 Oct 2010 00:49 WIB

Tumpukan Sampah Sumbat Pintu Air Banjir Kanal Timur

Rep: Ditto Pappilanda/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta--Tanaman air eceng gondok dan rumput liar memenuhi kedua sisi Banjir Kanal Timur (BKT), terutama di Pintu Air III Merunda, Jakarta Utara yang mengarah ke laut. Keberadaan tanaman liar ini hampir mengambil 50 persen badan BKT.

Keadaan ini terlihat berdasarkan pantauan Republika, Kamis (7/10), saat kunjungan wartawan bersama pihak Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane. Rombongan wartawan menyusuri BKT mulai dari Pintu Air I di Malakasari, Jaktim hingga Pintu Air III di Merunda Jakarta Utara.

Keadaan di Pintu Air I Malakasari, aliran sampah yang berasal dari lima sungai di Jakarta terlihat menumpuk di pintu air ini. Kelima sungai tersebut adalah Sungai Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat, dan Sungai Cakung.

Menurut pejabat PPK BKT yang juga menjabat sebagai SNVT Pelaksana Pengelolaan Sumber Daya Air Ciliwung Cisadane, Parno, BKT menjadi sasaran baru warga untuk membuang sampah rumah tangganya.

"Perhatikan BKT saat pagi hari, airnya menghitam," ujar Parno. Selain warga yang tinggal di sepanjang sisi BKT, industri kecil juga ditengarai membuang limbah industrinya ke aliran BKT.

Keadaan ini menjadi kekhawatiran BBWS Ciliwung Cisadane karena jumlah sampah yang menumpuk di tiga pintu air BKT -- Malakasari, Ujung Menteng, dan Merunda -- semakin banyak dan tidak mampu ditangani.

Kesulitan penanganan sampah di BKT ini terjadi karena bentuk pengelolaan sampah oleh pihak pengelola BKT masih dalam pembahasan. "Tapi kalau tiap hari kami disibukan mengangkut sampah di pintu air BKT, kami berubah jadi dinas kebersihan, bukan lagi dinas teknik," keluh Parno.

Untuk itu, Parno dan BBWS Ciliwung Cisadane meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan air BKT dengan tidak membuang sampah ke aliran air BKT. Saat ini, air BKT kerap digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi dan cuci. Bahkan sumur-sumur warga yang manyerap air dari BKT juga dikonsumsi menjadi air minum.

Tumpukan sampah di pintu air BKT, selain dapat memengaruhi kualitas air, juga dapat menyebabkan pendangkalan dasar BKT. Ini, menurut Parno, dapat menghambat fungsi BKT dalam mengurangi banjir di Jakarta.

Saat ini pengerjaan BKT telah mencapai 75 persen. Sisanya, masih terdapat 1.500 meter tanah galian yang masih dalam tahap pengerjaan. Proyek BKT yang dimulai pada 2003 telah menelan biaya Rp 2,2 triliun. Direncakan penyelesaian BKT dilakukan pada akhir 2011.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement