Selasa 03 Aug 2010 03:06 WIB

Supir Taksi di Jaktim Tewas dengan 11 Tusukan

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Seorang supir tembak taksi tanpa identitas ditemukan tewas dengan 11 tusukan. Dia terduduk bersimbah darah di kursi depan sebelah kiri di Jl Dewi Sartika, Kramatjati, Jakarta Timur (Jaktim), Senin (2/8).

Sebelas tusukan itu terdapat di dada dan tangan. Pria yang tidak diketahui identitasnya itu tewas di dalam Taksi Surya Gading berwarna biru dengan nomor polisi B 1742 EC.

''Pintu taksi terkunci,'' ujar saksi mata, Suratman. Pria pedagang makanan dan minuman ringan itu sudah berkali-kali mencoba membuka pintu mobil taksi, tapi tetap tidak bisa. Dia sudah mengetok jendela mobil tapi si pengemudi tetap tidak sadarkan diri. ''Sudah sejak subuh saya melihat dia,'' terangnya.

Awalnya Suratman mengira supir itu tertidur. Mobil sudah terparkir di depan warungnya hingga sinar matahari menyengat. Dia bertanya-tanya kenapa si supir masih saja tertidur. Akhirnya dia mencoba membangunkannya, tetapi tidak juga sadarkan diri.

Pintu mobil akhirnya dibuka paksa pada pukul 9.00 WIB. Di bawah tempat duduk terlihat ceceran darah yang sudah mengering. Tubuh pria itu sudah memucat dan penuh darah di kemeja birunya. Dia langsung memanggil polisi untuk melakukan identifikasi.

Saat diperiksa, kunci mobil tersebut sudah bengkok. Diduga, supir itu hendak dirampok. Bentrok antara keduanya sempat terjadi hingga akhirnya supir itu ditusuk. ''Kami masih menyelidiki,'' ujar Kasatreskrim Polres Jaktim, Komisaris Nicholas A Lilipaly.

Saat taksi bernomor punggung 108 itu diperiksa, ditemukan identitas supir asli bernama Ujang. Nicholas menduga pria malang itu bukan sopir resmi taksi Surya Gading karena wajahnya berbeda dengan wajah kartu pengenal yang terpasang di dalam mobil taksi.

Pria yang belum diketahui identitasnya itu, siang ini, sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jaktim, untuk proses identifikasi. ''Saat ini, kami tengah memastikan motifnya, apakah ini kasus pembunuhan atau perampokan atau indikasi lainnya,'' kata Nicholas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement