Senin 14 Mar 2011 10:26 WIB

Berdayakan Fakir Miskin, Bali Siapkan Dana Rp 560,16 Jt

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali mengalokasikan dana Rp 560,16 juta untuk program pemberdayaan fakir miskin dan komunitas adat terpencil (KAT) dalam 2011. "Dana tersebut bersumber dari APBD Bali untuk menangani tiga kegiatan memberdayakan masyarakat kurang mampu," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Bali Drs I Ketut Susrama di Denpasar, Senin (14/3).

Ia mengatakan, dana tersebut merupakan bagian dari penanganan masalah sosial di Bali yang keseluruhannya mendapat kucuran dana Rp 49,61 miliar, yang terdiri atas dari pemerintah pusat (APBN) Rp 19,37 miliar dan APBD Bali Rp 30,24 miliar. Program pemberdayaan fakir miskin menjangkau sasaran 115 kepala keluarga (KK) dengan dukungan dana sebesar Rp 432,5 juta.

Upaya pemberdayaan masyarakat tersebut dilakukan dengan memberikan bantuan modal kerja sesuai potensi dan keahlian mereka, antara lain berupa bantuan bibit ternak berupa sapi dan babi. Ketut Susrama menjelaskan, selain itu juga untuk dana pendampingan yang dikucurkan pemerintah pusat bagi pengembangan kelompok usaha bersama (KUBE) sebesar Rp127,7 juta dengan sasaran menjangkau 118 orang.

Dana tersebut juga untuk mendukung kegiatan koordinasi penanggulangan kemiskinan di delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini, ujar Ketut Susrama. Bali masih memiliki 12 komunitas adat terpencil (KAT) tersebar di tiga kabupaten, masing-masing Bangli, Karangasem dan Klungkung.

Kabupaten Bangli tercatat paling banyak memiliki dusun terisolir, yakni enam wilayah, Kecamatan Nusa Penida,

Klungkung empat wilayah dan Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, dua wilayah. Dari 12 KAT sesuai hasil studi etnografi yang dilakukan Universitas Indonesia bekerja sama dengan Universitas Udayana sudah ada upaya untuk menghilangkan keterisoliran dusun (banjar) tersebut.

Salah satu dari 12 KAT tersebut sudah berhasil ditangani secara tuntas yakni Banjar Bunut dan Banjar Madya Desa Trunyan, Kabupaten Bangli, sehingga kedua banjar itu tidak lagi tergolong terisolasi. Sisanya digarap secara bertahap sesuai dukungan dana yang tersedia pada masa-masa mendatang, tutur Ketut Susrama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement