Jumat 25 Feb 2011 10:25 WIB

Yuk Belajar Bahasa Asing, Jadi Cerdas Plus Cegah Pikun

Rep: Agung Sasongko/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Multilingual (Ilustrasi)
Multilingual (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Membekali anak dengan kemampuan berbahasa asing tidak hanya memberikan tambahan wawasan tapi juga memberikan manfaat meningkatkan kemampuan mengingat si kecil. Kemampuan itu akan terus bertahan hingga tumbuh dewasa hingga kelak memasuki usia pensiun. Studi terbaru mengungkap seseorang yang menguasai tiga atau empat bahasa memiliki resiko kecil mengalami gangguan daya ingat ketimbang mereka yang hanya menguasai satu bahasa saja.

Sejauh ini sebagian besar individu cenderung menganggap belajar bahasa asing hanya menambah wawasan kemampuan berbahasa. Mereka tidak menyadari bahwa ada manfaat lain ketika seseorang mempelajari bahasa asing.

"Orang-orang yang mempraktekkan banyak bahasa mungkin mengembangkan proses kognitif berbeda yang membantu mereka lebih tahan terhadap penuaan otak dan penurunan kognisi ketika mulai tua," papar Magali Perquin, Peneliti dari Lembaga Riset Kesehatan di Luxembourg seperti dikutip dari Healthday, Kamis (24/2).

Sebelumnya, Perquin dan koleganya melibatkan ratusan pria dan wanita dalam studi yang diberi nama Memovie. Studi tersebut bertujuan mengetahui kemampuan daya ingat pada orang tua.

Rata-rata dari sukarelawan berusia 73 tahun dan telah menyelesaikan pendidikan formal 12 tahun. Mereka juga menguasai sejumlah bahasa asing. Oleh peneliti, mereka diminta berbicara guna mengetahui sejauh mana daya ingat sukarelawan.

Dari hasil analisa, peneliti mencatat sukarelawan yang mnenguasai lebih dari satu bahasa asing memiliki kemampuan berbicara dan daya ingat yang sangat baik. Sebaliknya, 44 dari 230 sukarelawan yang hanya menguasai satu bahasa asing mengalami gangguan daya ingat.

Peneliti menjelaskan sukarelawan yang menguasai tiga atau empat bahasa terlindung dari resiko penurunan daya ingat. Kondisi itu, menurut peneliti sangat mungkin disebabkan kebiasaan untuk selalu mengasah daya ingat melalui pemindahan arti kosa kata dari bahasa satu ke bahasa lainnya.

"Hasil riset Kami menunjukkan multilingualisme melindungi dari gangguan kognitif. Tapi kami belum bisa memastikan apakah kemampuan berbahasa asing dapat menunda atau menurunkan resiko terjadinya alzeimer," kata Perquin.

Dia juga belum bisa memastikan apakah terdapat perbedaan antara sukarelawan bila mengacu pada konteks masa lalu.  "Kami perlu penelitian lebih mendalam guna mengetahui kapasitas otak," kata Perquin.

Dr Richard Lipton, ahli saraf, Albert Einstein College of Medicine, New York menjelaskan memiliki kemampuan berbahasa asing merangsang otak untuk terus mengingat. Manfaat itu serupa ketika seseorang gemar mengisi teka-teki silang atau bermain catur.  "Saya lebih cenderung  percaya bahwa segala bentuk aktivitas yang melibatkan kognisiakan membantu anda melindungi diri terhadap demensia," katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement