Jumat 18 Feb 2011 17:43 WIB

Wuih...Jahe Naik Daun di Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Di Indonesia sejak lama jahe sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Di Eropa selain sebagai bumbu, jahe makin dikenal dapat menurunkan kolesterol, memperbaiki fungsi lambung, berdaya antiseptik dan mengatasi diare.

 

Di Jerman belakangan ini jahe semakin populer digunakan. Wolfram Siebeck, jurnalis dan kritisi gastronomi terkenal Jerman, dalam buku resep makanan yang ditulisnya banyak menggunakan bumbu jahe. "Penjelasannya mudah saja, saya suka jahe. Tapi jahe sekaligus menjadi simbol pola masak modern, kebiasaan pola makan modern saat ini. Seperti halnya bawang putih pada tahun 1980-an," katanya.

Juga pada pengobatan abad pertengahan di Eropa jahe sudah digunakan untuk berbagai keluhan penyakit terutama dalam masalah pencernaan dan influensa. Sejak tahun 1997 jahe mulai dimasukkan ke dalam daftar nama obat-obatan Jerman. Komisi E yang merupakan komisi penelitan tanaman obat Jerman menilai  positif jahe dalam mengatasi indikasi gangguan pencernaan dan mencegah mabuk perjalanan.

Jahe yang berasal dari Asia Tenggara dan Tengah kini banyak ditanam di kawasan tropis lainnya di dunia. Termasuk diantaranya di Afrika, Amerika Latin, Karibik dan di Australia. Penggunaan jahe paling tua seperti banyak bumbu lainnya ditemukan di Cina. Pada ilmu obat-obatan tradisional Cina, jahe merupakan salah satu obat terpenting. Sementara di Eropa jahe mulai dikenal sejak abad pertengahan antara abad ke-5 sampai abad ke-16. Yakni periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat.

Bangsa Romawi mengimpor dalam jumlah besar bumbu-bumbu dari kawasan tropis. Antara lain merica, jahe dan daun kayu manis yang terutama digunakan untuk bumbu dapur. Dulu jahe merupakan bumbu termahal dan hanya dapat dibeli oleh masyarakat lapisan kelas atas.

sumber : Deutsche Welle
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement