Ahad 13 Feb 2011 08:30 WIB

Mahasiswa Buka Rumah Baca di Merapi

Kerusakan akibat letusan Merapi, ilustrasi
Foto: Antara
Kerusakan akibat letusan Merapi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,MAGELANG - Mahasiswa berasal dari sejumlah perguruan tinggi yang tergabung di Komunitas Salam Beta Yogyakarta membuka rumah baca di lereng barat Gunung Merapi, Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pembukaan fasilitas layanan pendidikan untuk anak-anak setempat itu oleh Kepala Desa Sumber, Maryono, ditandai penyerahan secara simbolis beberapa buku dari perwakilan kelompok mahasiswa.

Sejumlah pentas kesenian tradisional seperti topeng ireng dan wayang kulit dengan dalang Sujiwo Tejo, musikalisasi puisi oleh mahasiswa yang tergabung di grup Sarkem Yogyakarta, mewarnai kegiatan yang ditonton ratusan warga berasal dari sejumlah dusun di kawasan itu. Pada kesempatan itu, berlangsung pula sarasehan tentang "Pentingnya Membaca Buku" dengan pembicara Kepala Dusun Tutup Ngisor, Martejo, Pimpinan Padepokan Tjipto Boedojo Tutup Ngisor, Sitras Anjilin, mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang yang sedang kuliah kerja nyata di Desa Sumber, Tri Wahyudi, dan budayawan Magelang, Sutanto Mendut,

"Ada sekitar seribu buku koleksi Rumah Baca Salam Beta (Sahabat Alam Belajar Kita) Tutup Ngisor, sumbangan berbagai pihak antara lain berasal dari Yogyakarta, Jakarta, Solo," kata Divisi Program Komunitas Salam Beta Yogyakarta, Yasinta Dewi, didampingi seorang pegiat lainnya Radita Ika di sela acara itu.

Komunitas itu beranggota puluhan mahasiswa antara lain berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dan pecinta alam Bogor-Jakarta. Mereka menjadi relawan saat fase letusan Gunung Merapi akhir Oktober hingga pertengahan November 2010 dengan basis di pengungsian Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

Rumah baca serupa telah mereka buka di Desa Kajor, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Yasinta menjelaskan sekitar 50 anak usia SD hingga SLTA tinggal di Tutup Ngisor, kawasan barat puncak Merapi. Buku-buku koleksi rumah baca yang dibuka di rumah salah satu warga setempat, Slamet, itu antara lain berisi pengetahuan tentang kerajinan, pertanian, cerita anak, dan novel. Dusun Tutup Ngisor dikenal dengan warganya yang intensif menghidupi kesenian tradisional berbasis wayang orang melalui padepokan yang dibangun pada 1937 itu.

"Supaya anak-anak disini terdorong gemar membaca sehingga memiliki wawasan yang lebih luas," kata Yasinta. Ia menjelaskan, pengelolaan rumah baca itu oleh warga setempat, sedangkan pihaknya telah melatih mereka untuk tertib administrasi peminjaman dan pemberian label terhadap buku-buku tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement