Kamis 10 Feb 2011 13:39 WIB

IPB Tolak Sebut Merek Susu Formula yang Mengandung Bakteri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Institut Pertanian Bogor (IPB) menolak menyebutkan merek susu formula yang dalam penelitiannya di tahun 2008 terbukti mengandung bakteri Enterobacter sakazakii.

"IPB belum menerima salinan putusan dari MA sehingga belum dapat memenuhi permintaan ini," kata Kepala Kantor Hukum dan Organisasi, Dedi Muhammad Tauhid, Mewakili Rektor IPB dalam jumpa pers bersama di Kantor Kementerian Kominfo di Jakarta, Kamis (10/2).

Jumpa pers yang dimoderatori langsung Menteri Kominfo, Tifatul Sembiring, itu juga dihadiri Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM), Kustantinah, dan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Dalam pernyataannya, IPB menyatakan bahwa hingga 10 Februari 2011, pihaknya belum menerima pemberitahuan putusan tersebut dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai pengadilan tingkat pertama yang memutus perkara.

"Jika kami telah menerima salinan putusan tersebut, tentu IPB akan melaksanakan hal-hal yang sudah diatur secara hukum, setelah melalui kajian dan pertimbangan-pertimbangan," kata Dedi.

Selain IPB, Kementerian Kesehatan dan Badan POM menyatakan belum menerima salinan putusan kasasi MA yang memenangkan gugatan David Tobing yang meminta agar pemerintah mengumumkan nama-nama produsen susu formula itu. "Kami mendapatkan putusan MA itu dengan mengunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id karena hingga saat ini kami belum menerima salinan putusan resmi dari pengadilan," ujar Menkes.

Menkes juga mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah yang dilakukan IPB memiliki independensi sehingga tidak ada kewajiban melaporkan hasil penelitian ke Kementerian Kesehatan. "Jadi jika saya ditanya, dipancing dengan umpan apapun, saya tidak tahu," kata Menkes.

Sementara, Kepala Badan POM Kustantinah mengatakan, pihaknya telah melakukan pengujian terkait hasil penelitian IPB itu dalam inspeksi rutinnya. "Penelitian--yang diterbitkan pada Februari 2008 dan pada Maret 2008--menggunakan 96 sampel susu formula dari berbagai merek. Tidak ada satupun yang mengandung Enterobacter Sakazakii," ujar Kustantinah.

Selain itu, pengambilan sampel juga dilakukan pada tahun 2009 sebanyak 11 sampel, 2010 sebanyak 99 sampel dan pada 2011 hingga bulan Februari sebanyak 18 sampel.

"Dari seluruh sampel itu tidak ada satupun yang mengandung Enterobacter Sakazakii," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement