REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Duta Besar AS untuk Indonesia, Scot Marciel, menyatakan mayoritas sarjana di AS atau lebih dari 90 persen menekuni dunia wirausaha atau menjadi wirausahawan.
"Sisanya, wirausahawan dari master (S2) dan bisnis keluarga. Pendidikan memang tidak untuk menciptakan insinyur, tapi pekerja yang terdidik," katanya dalam kuliah umum di hadapan sekitar 200 mahasiswa dari berbagai kampus di Gedung Rektorat ITS Surabaya, Rabu (26/1).
Ia mengemukakan hal itu dalam kuliah umum bertajuk 'AS dan Indonesia: Mitra dalam Kewirausahaan' dengan didampingi Konsul Jenderal AS di Surabaya Kristen F Bauer dan Pembantu Rektor (PR) IV ITS Prof Eko Budi Djatmiko. Menurut dia, sektor UKM (usaha kecil dan menengah) atau wirausaha di AS mencapai 29 juta penduduk dan menyumbang perekonomian negara adikuasa itu hingga 40 persen.
"Ekspor AS juga mayoritas dari sektor UKM hingga 97 persen, seperti Mc Donald's, Jhonson, dan sebagainya, bahkan banyak orang kaya yang menginvestasikan modalnya pada usaha-usaha baru," katanya.
Ia menilai 'entrepreneurship' (kewirausahaan) saat ini merupakan salah satu bidang yang berkembang cepat dalam kemitraan komprehensif antara AS dan Indonesia. "Sektor itu (wirausaha) telah sukses dalam memperkuat hubungan dan keterikatan orang per orang untuk keuntungan ekonomi kedua negara," katanya.
Oleh karena itu, katanya, Kedubes AS di Jakarta, Konjen AS di Surabaya dan Medan meningkatkan dukungan terhadap program kewirausahaan, termasuk peluncuran dua jenis pendanaan untuk mendukung kewirausahaan di Indonesia. "Amerika Serikat bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan sektor swasta membuat the Global Entrepreneurship Program Indonesia (GPEI) yang meliputi misi pertukaran kewirausahaan yang menghubungkan investor sukses Amerika dengan partner di Indonesia," katanya.
Selain itu, mensponsori kompetisi desain 'software' bekerja sama dengan 'Microsoft' untuk menemukan inovator Indonesia yang menjanjikan, lalu mensponsori kompetisi perencanaan bisnis dan entrepreneurship 'boot camp' serta beberapa kegiatan lain. "Presiden Obama saat datang ke Jakarta pada beberapa waktu lalu mengaku senang dan ingin kerja sama dengan UKM, karena kerja sama itu akan mendorong kreatifitas dan pekerjaan," katanya.
Dalam sambutannya, Pembantu Rektor IV ITS Prof Eko Budi Djatmiko mengatakan kuliah umum yang disampaikan Dubes AS itu bisa memberikan pencerahan kepada mahasiswa ITS. "Apalagi, banyak mahasiswa ITS yang sudah menjadi wirausahawan," katanya, mewakili Rektor ITS Surabaya Prof Priyo Suprobo yang sedang berada di Hong Kong.
Setelah memberikan kuliah umum, Dubes AS berkesempatan meninjau pameran hasil karya kewirausahaan mahasiswa ITS, di antaranya sego djamoer (makanan dengan lauk dari jamur). Selain itu, raysbon (abon ikan pari bergizi tinggi), hetric atau herbal electric (lampu yang juga pengharum ruangan dan pengusir nyamuk), dan sebagainya.
Di Surabaya, Dubes AS juga mengunjungi Olimpiade Lingkungan yang diadakan SMP 26 di kawasan Surabaya Barat bersama LSM Tunas Hijau. Dalam kesempatan itu, Dubes AS sempat merasakan kantin terapung di sekolah itu.