Selasa 11 Jan 2011 06:12 WIB

Gawat, Enam Sekolah di Magelang Terendam Lahar Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Sebanyak enam sekolah dasar dan taman kanak-kanak di Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah terendam pasir dan batu menyusul terjadinya banjir lahar dingin di Sungai Putih pada Minggu (9/1) malam. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Salam, Priyo Gani Waskito di Magelang, Senin menyebutkan, sekolah yang terendam lahar dingin yakni SD Sirahan I dengan siswa 70 orang, SD Sirahan II (125 siswa), SD Seloboro I (156 siswa), TK Al-Husain, TK Petiwi, dan TK Seloboro sekitar 150 siswa.

Ia mengatakan, dari sejumlah sekolah tersebut, satu di antaranya yakni bangunan TK Pertiwi Sirahan hilang diterjang lahar dingin. Menurut dia, dokumen dan fasilitas sekolah seperti kursi, almari dan meja masih selamat karena lahar tidak sampai masuk dalam kelas. Pasir dan batu hanya merendam halaman dan lingkungan sekolah setinggi satu hingga dua meter, termasuk fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) juga terendam.

Ia mengatakan, lebih kurang 600 siswa di sekolah yang terendam pasir terpaksa diliburkan. Mereka akan diikutkan belajar di sekolah terdekat dengan pengungsian. Untuk membersihkan lingkungan sekolah dari material, katanya, diperkirakan membutuhkan waktu satu minggu jika dibantu oleh warga.

Namun, belum tahu sampai kapan sekolah diliburkan mengingat banjir lahar masih mengancam. Ia mengatakan, bagian belakang SD Sirahan II yang sebelumnya berupa sawah, kini menjadi alur banjir lahar. Jika terjadi banjir lahar susulan, hampir dipastikan akan menghantam bangunan sekolah. Menyinggung persiapan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) pada Maret mendatang, dia mengkhawatirkan prestasi UPT Kecamatan Salam akan menurun.

Pada tahun 2010, prestasi hasil UASBN UPT salam terbaik kedua se-Kabupaten Magelang. "Kami khawatir prestasi anak turun karena persiapan terganggu dengan bencana erupsi dan banjir lahar dingin Merapi," katanya.

Guru Kelas I SD Sirahan II, Dwi Astuti mengatakan, siswa terpaksa diliburkan hingga waktu belum ditentukan. Semua siswanya berasal dari Sirahan yang rumahnya terendam pasir, sehingga sekarang berada di pengungsian bersama keluarganya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement