REPUBLIKA.CO.ID,MALANG--Gempa tremor secara terus-menerus masih mengguncang Gunung Bromo (2.329 mdpl) sejak Jumat pagi hingga petang, sebagaimana data pos pemantauan di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Berdasarkan data tersebut, gempa tremor masih terus terjadi sejak pukul 06.00 hingga 16.00 WIB dengan amplitudo 1,5-5 milimeter.
Sementara itu, pada pukul 06.00-12.00 WIB, telah terjadi delapan kali gempa vulkanik atau lebih banyak dibandingkan data kegempaan vulkanik pada pukul 24.00-06.00 WIB.
Delapan kali gempa vulkanik yang terjadi pada pukul 06.00-12.00 WIB itu beramplitudo 10-20 mm dengan durasi waktu 9-15 detik.
Kawah Gunung Bromo masih mengeluarkan asap setinggi 200-300 meter bertekanan sedang dan mengarah vertikal. Asapnya pun berubah tidak lagi berwarna cokelat kemerah-merahan seperti enam jam sebelumnya, namun sudah menjadi putih kelabu.
Kawasan Gunung Bromo sejak pukul 13.00 WIB diguyur hujan deras. Kawah dan kaldera (lautan pasir) di sekitarnya tertutup kabut tebal.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Gunung Bromo berstatus "Awas" (level IV) pada Selasa (23/11) sore setelah terjadi peningkatan aktivitas vulkanis.
Sejak ditetapkan status Awas, kawasan lautan pasir (kaldera) menjadi zona terlarang hingga radius tiga kilometer dari kawah.
Meskipun demikian, beberapa wisatawan masih saja mendatangi gunung api berketinggian 2.392 meter dari permukaan air laut itu. Namun, mereka hanya bisa melihat kawah dari jarak sekitar tiga kilometer.
Sementara itu, sampai saat ini petugas TNI/Polri masih terus bersiaga di Desa Ngadisari dan sekitarnya. Mereka siap membantu pengungsian, jika sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas vulkanis yang luar biasa.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jatim Brigjen Pol. Bambang Wahyono meninjau "media center" yang kawasan Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Desa Ngadisari, Jumat sore.
"Kami ingin melihat langsung kesiapsiagaan pasukan kami di sini," kata Bambang mengenai kedatangannya yang tergolong mendadak itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
