Kamis 09 Dec 2010 04:32 WIB

Indonesia Harus Miliki Capacity Building

Rep: C23/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia memiliki segudang potensi bagi pertumbuhan industri keuangan syariah. Berdasarkan data yang dimiliki Bank Muamalat Indonesia (BMI), pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mencapai 40 persen setiap tahunnya, sedangkan di tingkat dunia sebesar 35 persen.

Hingga September 2010, jumlah aset bank syariah yang ada di Indonesia mencapai 800 miliar dolar AS. Aset ini lebih besar dari aset perbankan syariah di Inggris.

"Maka itu, Indonesia harus memiliki capacity building untuk mengembangkan bank syariah," kata Direktur Retail Banking PT Bank Muamalat (Tbk), Adrian A Gunadi, dalam acara talkshow dengan tema Islamic Banking Outlook 2011 di Universitas Indonesia (UI) Depok.

Krisis sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu tantangan berat di Indonesia dan global. Di Dubai dan Arab Saudi yang menjadi pusat perbankan syariah dunia, kata Adrian, mayoritas pekerjanya berasal dari Malaysia dan Pakistan. Keterbatasan tersebut yang menjadi kendala perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

"Potensi perkembangan syariah tersebar global di seluruh dunia, bukan hanya di Timur Tengah dan sebagian Asia saja. Ini yang menjadi tantangan kita bagaimana mengatasi keterbatasan SDM tersebut," paparnya.

Hal senada diucapkan Direktur Finance and Operation BMI, Hendiarto. Ia menuturkan, kendala yang dihadapi Indonesia dalam hal ini di antaranya masih terbatasnya instrumen dan produk, karena sebagian besar didominasi oleh produk murahabah.

Dalam hal ini, kata Hendiarto, Indonesia masih belum menerapkan seluruh produk jasa yang ditawarkan bank syariah dunia. Kedua, masih ada perbedaan persepsi dalam penerapan syariah dibanding dengan masyarakat internasional. Ketiga, masih ada isu terkait perpajakan. "Saat ini dalam proses tax neutrality, namun sedang diupayakan untuk mengajukan usulan tax incentive," jelasnya.

Namun, pihaknya optimistis Indonesia juga akan mengalami perkembangan pesat dalam dunia bank syariah. Menurut International Monetary Fund (IMF), pada 2011 perbankan syariah Indonesia akan mengalami kemajuan pesat. "Menurut IMF, Indonesia akan menjadi satu-satunya negara berkembang yang maju dalam perkembangan bank syariahnya," ujar Hendiarto.

Potensi besar ini juga diakui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Firmanzah. "Selama ini pusat ekonomi perbankan syariah kawasan Asia Tenggara ada di Malaysia dan Singapura. Indonesia juga memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi perbankan syariah juga," ucapnya.

Perkembangan yang cukup pesat ini, sambungnya, harus diimbangi dengan pertumbuhan sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, ia menambahkan, SDM di bidang perbankan syariah dinilai kurang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement